Bagiku,
setiap orang itu unik dan berbeda-beda. Tidak semua orang memiliki
kemampuan dan usaha yang sama. Akhir tahun 2014 aku memutuskan untuk tidak
lanjut bekerja di tempat kerja supaya bisa fokus untuk belajar IELTS. Ini
keputusan yang berat tetapi aku harus melakukannya karena aku ingin sekali
melanjutkan S2 keluar negeri dengan beasiswa. Akhirnya aku mendaftar test
untuk pertama kalinya di IDP Jakarta. Oh ya, aku sempat mengikuti kursus IELTS
di LBI UI Salemba pada akhir tahun 2014. Tetapi karena kesibukan jadwal kerja
di kantor dan keluar kota, aku hanya mengikuti kelas beberapa kali saja
(mungkin hanya 3 kali). Hmm..sedih sebenarnya karena belum terlalu paham dengan
IELTS dan sudah membayar uang kursusnya. Ya sudah lah, mari kita move on hahaha
Oke,
tepatnya tanggal 28 Februari 2015 aku test. Aku mendapatkan lokasi test di
sekolah Raffles. Sekolah ini sangat jauh dari tempat dimana aku tinggal.
Berangkat pagi dan tibalah di lokasi. Ketika itu aku hanya banyak latihan pada
bagian listening. Test dimulai dan aku merasa bahwa aku kurang mampu mengerjakan
setiap bagiannya. Alhasil, aku merasa down dan sangat takut akan hasilnya
(bayangin aja udah bayar 2,8 juta). Aku hanya berserah dan berdoa setiap
harinya. Hingga hasilnya keluar dan aku hanya mendaptkan score 5,5 (overall).
Aku malu dan sadar kalau aku itu memang belum mampu dan belum memahami tentang
IELTS ini. Aku merefleksikan diri dan menyadari bahwa aku memang belum siap dan
butuh latihan lebih banyak lagi. Alasan aku ketika itu adalah karena
mempersiapkan acara ke Filipina dan setelah pulang dari Filipina sangat kurang
waktu untuk belajar (katanya temenku sih aliby wkwk).
Karena
semangat yang menggebu-gebu akhirnya aku daftar lagi untuk test di bulan Maret.
Yah, namanya juga usaha kan. Aku daftar di Specta Kelapa Gading. Aku coba
perbaiki cara belajarku walaupun ga banyak perubahan. At least, aku udah
berusaha untuk belajar. Aku ajak temenku yang udah bagus banget Englishnya
untuk belajar bareng. Pada waktu itu aku latihan speaking dan writing dengannya
di Jaktim. Aku lumayan pede dengan apa yang aku lakukan. Aku test dan merasa
kalau aku bisa mengerjakan semuanya dengan baik. Aku juga mendoakan hasilnya
supaya dapat yang terbaik. Hasilnya keluar dan masih saja mendapatkan 5,5 overall.
Waduh, aku down banget melihat score listening yang paling banyak aku
latih tetapi hasilnya paling rendah. Tetapi, score writingku membuat aku
bahagia dan menutupi rasa kecewa pada score listening.
Yap,
uang sudah habis hampir 5 juta rupiah. Aku berfikir sangat matang untuk mengambil
test lagi karena keuangan juga belum stabil. Aku percaya Tuhah Maha tau. Dia
pasti tau apa yang aku butuhkan. Pada bulan Agustus aku mendapatkan kesempatan
mengikuti 2 pelatihan yang setiap pelatihan tersebut mendapatkan uang yang
sangat cukup dan bisa mendaftar IELTS lagi. Test yang ketiga ini, aku daftar di
British Council Jakarta. Test kali ini benar-benar lelah karena 2 minggu
sebelum hari H aku ada pelatihan di Jakarta dan Bogor. Schedule yang sangat
padat tetapi aku pasti latihan setiap ada waktu luang. Terutama pada listening.
Aku merasa kalau speaking dan writing aku tinggal upgrade sedikit lagi.
Aku
test dan beberapa hari kemudian langsung berangkat ke Amerika. Aku merasa
ketika test udah maksimal juga dan tetap aku doakan hasilnya. Berharap bisa
dapat 6,5 overall. Yapp, seminggu berada di Amerika hasil IELTS keluar dan
nilainya masih saja 5,5 overall. What??? Kenapa segini terus ya? Aku tetap
positive thinking. Berarti aku yang masih butuh usaha yang lebih keras lagi.
Aku usahakan untuk latihan setiap harinya di Amerika terutama dalam hal
speaking. Emang harus ngomong pake English (Amerika cuyy. Hha). Aku ga terlalu
sedih karena aku sudah maksimal dalam usaha dan doa. Hanya saja mungkin usaha
dan doaku masih kurang tulus. LOL
Selama
di Amerika aku mencoba mengumpulkan uang dari uang mingguan yang aku dapatkan
selama di sana. Waktu pulang ke Indonesia aku pakai uang itu untuk mendaftar
IELTS di British Council. Seperti biasa, setelah dafar sampai H-1 aku banyak
banget kegiatan yang membuat waktu belajarku sangat minim. Salah satunya adalah
bertemu dengan President Barack Obama dan terpilih program #MenyapaNegeriku
dari Dikti. Tapi, aku selalu berusaha menyempatkan diri untuk latihan walaupun
hanya sebentar.
Tepatnya
tanggal 12 Desember 2015, aku pun test di hotel Millenium Jakarta. Aku selalu
hadir lebih awal supaya tenang dan tidak tergesa-gesa. Siap ga siap, aku harus
siap. Itulah yang ada dalam hatiku. 10 menit sebelum ujian, aku minta doa
kepada sang mama. Karena aku percaya doa orang tua itu sangatlah berpengaruh.
Mama bilang “pasti lulus ya Nak”. Aku jawab dengan penuh percaya, amin Mak!
Test dimulai dari listening, reading dan writing. Ketiga test ini aku laksanakan dalam hari yang sama yaitu 12 Desember 2015 dan mendapatkan jadwal speaking pada tanggal 14 Desember 2015. Sebelum membuka soal, aku berdoa dalam hati dan membayangkan wajah orang tuaku. Dengan yakin aku membuka soalnya dan mulai menjawab. Soal listening sudah selesai dan aku yakin kalau aku bisaa lolos karena aku bisa menjawab soalnya dengan baik. Aku senang karena soalnya tidak sesulit ketika latihan. Dilanjutkan dengan test reading. Tidak seperti test sebelumnya, test reading kali ini membuat aku hampir putus asa. Otak aku seperti tidak jalan. Susah mencerna dan merasa tidak paham. Rasanya mau menangis. Dalam hati berkata “Tuhannnn ini testku yang keempat kali..aku udh gatau lagi mau bilang apa. Tolong beri aku petunjukMu”. Hingga aku menjawab semua soal itu dengan kata hati saja. Aku benar-benar pasrah!
Test dimulai dari listening, reading dan writing. Ketiga test ini aku laksanakan dalam hari yang sama yaitu 12 Desember 2015 dan mendapatkan jadwal speaking pada tanggal 14 Desember 2015. Sebelum membuka soal, aku berdoa dalam hati dan membayangkan wajah orang tuaku. Dengan yakin aku membuka soalnya dan mulai menjawab. Soal listening sudah selesai dan aku yakin kalau aku bisaa lolos karena aku bisa menjawab soalnya dengan baik. Aku senang karena soalnya tidak sesulit ketika latihan. Dilanjutkan dengan test reading. Tidak seperti test sebelumnya, test reading kali ini membuat aku hampir putus asa. Otak aku seperti tidak jalan. Susah mencerna dan merasa tidak paham. Rasanya mau menangis. Dalam hati berkata “Tuhannnn ini testku yang keempat kali..aku udh gatau lagi mau bilang apa. Tolong beri aku petunjukMu”. Hingga aku menjawab semua soal itu dengan kata hati saja. Aku benar-benar pasrah!
Rasa
down itu tidak lama. Aku langsung semangat lagi ketika aku melihat soal test
writing. Soal nomor 2 nya mirip dengan soal yang aku kerjakan sebagai latihan
sebelum test. Aku bahagia dan dengan lancar sekali aku menyelesaikan soal
writing 2 dan langsung menyelesaiakan soal nomor 1. Aku optimis sekali dengan
test writing. Setelah keluar dari ruangan, aku kembali lagi sedih mengingat
test readingku.
Aku tidak mau larut dalam kesedihan dan aku mulai berfikir untuk test speaking. Aku berdoa dan latihan dengan teman-temanku di kosan. Aku mulai melihat strategi apa yang harus aku lakukan untuk mendapatkan nilai yang baik. Aku coba latihan dan mengingat tips yang harus aku katakan ketika menjawab soal. Tanggal 14 tiba dan aku test speaking. Sebelum masuk ke ruangan, sambil nunggu giliran aku mencoba untuk melatih speaking aku dengan teman-teman yang akan test speaking juga. Sehingga bisa lebih lancar atau tidak kaget ketika masuk ke ruangan. Test speakingku pun berjalan dengan baik dan menurutku aku masih kurang maksimal. Tapi, aku udah lakukan yang terbaik. Tuhan pasti tahu!
Aku tidak mau larut dalam kesedihan dan aku mulai berfikir untuk test speaking. Aku berdoa dan latihan dengan teman-temanku di kosan. Aku mulai melihat strategi apa yang harus aku lakukan untuk mendapatkan nilai yang baik. Aku coba latihan dan mengingat tips yang harus aku katakan ketika menjawab soal. Tanggal 14 tiba dan aku test speaking. Sebelum masuk ke ruangan, sambil nunggu giliran aku mencoba untuk melatih speaking aku dengan teman-teman yang akan test speaking juga. Sehingga bisa lebih lancar atau tidak kaget ketika masuk ke ruangan. Test speakingku pun berjalan dengan baik dan menurutku aku masih kurang maksimal. Tapi, aku udah lakukan yang terbaik. Tuhan pasti tahu!
Menunggu
hasil adalah hal yang sangat menegangkan bagiku. Dimana aku ingin sekali bisa
lulus dengan nilai yang baik. Karena kekwatiranku yang berlebihan dengan
test readingku, akupun cerita kepada teman-teman LENSA di gereja Katedral
Jakarta. Ketika itu mereka menyarankan aku untuk berpuasa dan berdoa
sunggug-sungguh. Semoga diberikan hasil yang terbaik. Karena mukjizat itu
sungguh nyata. Sebagai orang Katolik, hal tersebut mengingatkan aku akan kalimat
berikut: “Bagi Tuhan tak ada yang mustahil dan mukjizat itu nyata bagi orang
percaya”. Semua kembali kepada kepercayaan kita masing-masing pokonya.
Pada
akhirnya akupun melakukan kedua hal itu dengan sungguh-sungguh. Aku berpuasa
dan aku berdoa sungguh-sungguh! Aku berdoa supaya Tuhan memberikan mukjizat
untuk hasil IELTSku karena aku yakin kalau dengan hasil usahaku sendiri aku
tidak akan mampu meraih 6,5 overall. Terutama dalam hal reading. To be honest,
dari seluruh soal reading itu, satupun tidak ada yang bisa aku jawab dengan
benar. Hal ini yang membuat aku sangat khawatir. Setiap hari berdoa dan memohon
yang terbaik dari Tuhan. Hampir tiap hari aku datang dan berdoa ke gereja
Katedral Jakarta. Tidak lupa juga, sebagai seorang penganut agama Katolik aku
meminta bantuan dari Bunda Maria untuk mendoakanku. Aku sering sekali berdoa tiga
kali salam maria di dalam hatiku ketika mengingat nilai IELTSku. Datang ke
gereja Katedral dan berdoa di depan gua Maria. Harapanku semakin kuat ketika
aku berdoa tulus dari hati ini. Sepertinya ak mendapat ketengan dan berfikir
postif untuk hasil IELTSku kali ini. Di dalam hatiku, aku selalu memohon semoga
ini menjadi kado natal dan tahun baru dari Tuhan untukku.
Tepat
tanggal 28 Desember 2015, jantungku berdetak lebih kencang dan semakin kuat
berdoa dalam hati. Dengan penuh penasaran, harapan yang besar dan rasa dag dig
dug, aku melangkah ke British Council Jakarta. Tiba di sana langsung ambil
hasil dan membuka amplopnya. Aku langsung melihat hasil readingku 6,0. Aku langsung
gemetaran karena ini tidak mungkin kalau bukan Tuhan yang bekerja. Kemudian aku
melirik ke sebelah kanan dan overallnya 6,5. Tidak ada nilai di bawah 6.
Seketika itu juga air mataku jatuh dan aku mengucap syukur kepada Tuhan. Dari
hati terdalam aku ucapkan terima kasih kepada Tuhan. Aku semakin percaya bahwa
mukjizat itu nyata bagi orang percaya dan mau berusaha. Terima kasih Tuhan buat
mukjizatmu yang nyata dan luar biasa ini.
Aku
langsung memberitahukan hal ini kepada mamaku dan dia pun ikut menangis dan
mengucap syukur. Aku beritahukan juga kepada teman-teman dekatku bahwa mukjizat
itu sungguh nyata di dalam hidupku. Aku siap untuk mendatar beasiswa LPDP dan
semoga nanti mendapatkan hasil yang terbaik juga. Sangat berharap
untuk lulus LPDP dan selalu memohon bantuan campur tangan Tuhan di setiap
prosesnya. Mohon doanya ya! Selamat berjuang buat kalian yang mau mengambil
test IELTS dan semoga sukses mencapai nilai yang kalian inginkan. Satu hal yang
ingin aku sampaikan adalah berjuang dan berusahalah senantiasa serta doakan
setiap usahamu itu sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
Percayalah, Tuhan itu tidak pernah tidur. Dia Maha mengetahui sampai ke hati
kita yang paling dalam.
Hay bg robin
ReplyDeleteBaru kali ini baca postingan yg ini selama ini hanya lihat2 di ig. Setiap lihat foto dalam hati pasti berbisik "kepengen"..
Saya kira kamu sudah fasih b.ing ternyata kamu pun kerja keras utk mendapatkannya.
Terima kasih utk kesaksiannya. Smg kami para pemburu beasiswa juga punya semangat yg sama dan tetap berdoa.
Sukses y utk studinya
God bless
Hi Yenni,
ReplyDeleteThanks for reading. Yeah, there is no instant way to achieve our dreams. We do need process. Keep fighting and believing!
Good luck!
Best,
Robinson
hi ka aku juga sama nih putus asa banget.. aku mau ngambil ielts untuk keempat kalinya nihh.. aku ngerasa kemampuan dan nilai aku ga sebanding yang seharusnya nilai aku harus lebih tinggi malah sebaliknya.. padahal aku udah fasih inggris dan lulusan dari sekolah internasional yang dimana setiap hari pake bahasa inggris sama guru-guru asing.. lain lagi aku punya banyak masalah keluarga sekarang huhuhu sedih banget.. tolong bantu doa ya ka :(
ReplyDeletewaduh... saya jadi kepingin kuliah tahun depan nih...interesting story.
ReplyDeleteGatau kenapa bang baca dari awal sampe akhir. Pas dengan tulisan "reading 6.0" saya netesin air mata. Tuhan kasih waktu terbaik buat anda bang, doakan aku juga yg lagi berjuang. God blesses :)
ReplyDeleteGood job!!! It's really well post and very worthful concept. I like more addition info from your blog. Thanks for your sharing.
ReplyDeleteIELTS coaching in Chennai
IELTS coaching centre in Chennai
Jmeter Training in Chennai
TOEFL Coaching in Chennai
Ethical Hacking Course in Chennai
Spoken English Classes in Chennai
IELTS coaching in TNagar
IELTS coaching in Velachery
Hebat euy, ternyata tidak semudah yang saya bayangkan. Seorang Robin bahkan harus test berkali-kali dan berusaha dan berdoa dengan sangat keras. Good luck brother!
ReplyDeleteHi kak Robin,
ReplyDeleteSetelah membaca perjuangan kakak membuat saya begitu terharu. Apalagi yang test ke4 kalinya.
Saya baru saja ikut test ielts pertama kalinya, kelemahan sy di "reading". Sebelum dan sesudah ujian pokoknya saya pasrahkan saja sama tuhan. Krn saya yakin dan sangat percaya tuhan pasti melihat usaha keras kita dalam berjuang akan test ini. Dan setelah hasilnya keluarpun sampai saat ini saya masih speechless, skor yg saya dapatkan melebihi skor yang saya targetkan. Tuhan itu sangat baik!
Informative post indeed, I’ve being in and out reading posts regularly and I see alot of engaging people sharing things and majority of the shared information is very valuable and so, here’s my fine read.
ReplyDeleteclick here for uan missing details
click here for annual result
click here for challenges regarding answer key
click here full movie
click here for online admission