Friday, 8 January 2016

#MenyapaNegeriku di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur


BERSYUKUR!!! Inilah kata pertama yang aku ucapkan dalam hati dan pikiranku hingga saat ini. Aku bersyukur bisa terpilih menjadi salah satu dari 44 pemuda terpilih Indonesia dengan jumlah pendaftar 47.523 orang. Terpilih untuk bisa menyapa dan menginspirasi langsung masyarakat di daerah terpencil di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. 

Tanggal 29-30 November 2015 adalah hari pembekalan dan pelepasan peserta #MenyapaNegeriku di Jakarta. 44 pemuda terpilih berkumpul bersama dan membawa ide serta misi masing-masing untuk dibawa ke daerah penempatan. Sangat bersyukur dan bangga bisa bertemu dan mendapatkan inspirasi dari 43 pemuda yg ada di sini.



Program #MenyapaNegeriku ini adalah bagian dari program SM-3T. SM-3T adalah singkatan dari Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal. Program SM-3T adalah Program Pengabdian Sarjana Pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan Program Pendidikan Profesi Guru. Tagline program yang dikelola oleh DIKTI ini adalah “Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia”.

Daerah sasaran program ini adalah kabupaten yang termasuk kategori daerah 3T yaitu di Kabupaten Simelue (Aceh Barat), Kabupaten Aceh Timur (Aceh), Kabupaten Kepulauan Anambas (Riau), Kabupaten Berau (Kalimantan Timur), Kabupaten Sitaro (Sulawesi Utara), Kabupaten Ende (NTT), Kabupaten Sumba Timur (NTT), Kabupaten Raja Ampat (Papua Barat), Kabupaten Sorong (Papua Barat), Kabupaten Teluk Bintuni (Papua Barat), dan Kabupaten Jayawijaya (Papua). Adapun tujuan utama dari program ini adalah membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik sehingga tidak ada lagi daerah yang hidup dalam kebodohan. Melalui program ini juga, pemerintah berusaha menjaring pada pemuda/i terbaik bangsa untuk lebih cinta tanah air, bela negara, peduli, empati, terampil memecahkan masalah kependidikan, dan bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa, serta memiliki jiwa ketahanmalangan dalam mengembangkan pendidikan pada daerah-daerah tergolong 3T sehingga mengasilkan tenaga pendidik yang terpanggil untuk mengabdi di daerah 3T.


Ada 7 orang yang berangkat ke Kabupaten Ende, NTT yaitu; 4 orang peserta yang lolos dari seleksi (Robinson, Nadia, Dedek, dan Nisa), 1 orang pendamping (Pary), dan 2 orang peninjau (Wahyu dan Anto). Pertama kali tiba di bandara H. Hasan Aroeboesman di Kabupaten Ende, pemandangan indah yang pertama terlihat adalah gunung Meja. Disebut gunung Meja karena di bagian atasnya datar seperti meja. Tidak kalah mengejutkan adalah bahwa kami dari tim #MenyapaNegeriku disambut meriah oleh teman-teman SM-3T di pintu kedatangan bandara sambil memberikan kalung dan bunga hasil karya mereka dan anak didik mereka di sekolah. Aku tidak bisa berkata apa lagi selain mengucapkan terima kasih. 

Lelah karena perjalanan yang cukup panjang dari Jakarta itupun seketika hilang dan memiliki energi berlipat ganda setelah melihat semangat dan sambutan dari teman-teman SM-3T tersebut. Aku merasa seperti memiliki kekuatan dan keluarga baru di Ende. Aku melihat masa depan bangsa Indonesia ini di wajah-wajah mereka. Aku memiliki harapan baru bahwa seluruh bangsa kita ini akan menjadi bangsa yang cerdas oleh tenaga pendidik yang handal dan terampil.


Siang harinya di hari pertama di Kabupaten Ende ini, kami bertemu dan langsung berdiskusi dengan Bapak Kepala Dinas (Kadis) Kabupaten Ende yaitu Bapak Piet No. Banyak cerita menarik yang dari Bapak Kadis ini. Salah satunya adalah mengenai toleransi di Ende. Ende merupakan salah satu tempat yang terkenal dengan toleransi antar umat beragama dan budaya. Adanya saling tolong menolong dan mengahargai walaupun berbeda-beda. Beliau juga mengungkapkan bahwa di Ende inilah Bapak Presiden Soekarno merenungkan kelima butir Pancasila. Beberapa masyarakat mengatakan bahwa tanpa Ende, maka tidak ada bangsa Indonesia. Aku sangat bersyukur bisa berada di kota yang penuh dengan sejarah mengenai Presiden Soekarno dan peninggalan-peninggalannya.


Bapak Piet juga sangat mendukung program #MenyapaNegeriku ini. Kalau ada program yang baik dan bermanfaat bagi orang lain, kenapa harus dihalang-halangi? Ungkapnya. Dia berharap semoga program ini terus berjalan sehingga bisa menjangkau seluruh pelosok negeri yang masih membutuhkan uluran tangan kita.


Setelah bertemu dan berdiskusi dengan Bapak Kadis, kami memiliki kesempatan juga untuk bertemu dan sharing langsung dengan teman-teman SM-3T. Beberapa dari mereka menceritakan tentang pengalaman mereka selama 3 bulan mengabdi di Ende. Sangat menakjubkan sekali perjuangan mereka untuk anak-anak di pelosok. Berbagai macam tantangan yang mereka hadapi, beberapa diantaranya adalah mengenai kesehatan dan pemikiran untuk sekolah. Banyak siswa kelas 1-6 yang masih ingusan di sekolah dan tidak mandi ketika berangkat ke sekolah, masih banyak anak-anak yang tidak ingin ke sekolah karena merasa lebih penting mencari uang dengan bekerja langsung ke kebun, dan tantangan-tantangan lainnya.



Pada kesempatan ini juga, aku memiliki kesempatan untuk memberikan semangat dan dukungan kepada teman-teman SM-3T melalu cerita hidupku untuk meraih mimpi-mimpiku. Aku menceritakan bahwa untuk meraih mimpi itu butuh keberanian, kejujuran, dan konsistensi. Jadi, jika mereka memang memiliki mimpi untuk mencerdaskan anak bangsa, maka mereka harus berjuang untuk mencapainya. Tidak ada kata menyerah. Semua pasti ada jalan keluarnya. Mereka termotivasi dan merasa tertantang untuk bisa meraih mimpi besar mereka dengan cerita hidupku. Aku senang kalau ceritaku bisa bermanfaat untuk kebaikan banyak orang.

Hari kedua adalah keberangkatan ke desa Datukeli. Desa ini sekitar 60 km dari Kabupaten Ende. Kami menggunakan mobil pick up yang memakan waktu sekitar 3 jam. Perjalanan menuju tempat ini tidak terasa sama sekali karena semangat yang luar biasa dari tim #MenyapaNegeriku. Selain itu, pemandangan yang indah di sepanjang jalan menjadi pendukung utama sehingga tidak ada rasa lelah ataupun bosan selama menuju desa ini.



Ketika tiba di desa aku sangat kaget dan terdiam seketika karena sambutan yang luar biasa dari masyarakat, guru, dan siswa-siswi di desa Detukeli ini. Mereka menyambut kami semua dengan tepuk tangan, sorak sorai, tarian, dan Aku merasa seperti orang yang sangat istimewa di tempat ini. Saat itu juga, aku semakin semangat untuk bisa memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, guru, dan siswa di sini pengalungan kain khas dari Ende.. Aku ingin benar-benar menginspirasi dan memotivasi mereka dengan maksimal sehingga kedatanganku ke sini sungguh sangat bermanfaat dan benar-benar berguna  bagi mereka semua.

Acara penyambutan selesai dan dilanjutkan dengan sesi sambutan-sambutan dari setiap pihak yang terlibat di dalam kegiatan ini. Dimulai dari ketua pelaksana penyambutan tim #MenyapaNegeriku yang juga merupakan guru honorer fisika di SMKN6 (Ibu Esti Mara), perwakilan dinas Ende (Bapak Ardas), Kepsek SMKN6 (Bapak Jarawaru Yoseph), dan beberapa perwakilan guru-guru SD dan SMKN6 di desa ini.


Ketika memberikan sambutan, Ibu Esti yang merupakan honorer guru Fisika ini menangis terharu karena masih ada yang peduli dengan sekolah mereka. Dia merasa bangga walaupun sekolah ini masih berumur sangat muda yaitu 3 tahun tetapi sudah dua kali dikunjungi oleh pusat atau dari kementerian pendidikan dan ristek. Harapan beliau adalah semoga semakin banyak orang yang peduli dengan sekolah mereka sehingga bisa membatu mereka dalam hal dukungan bantuan buku-buku ajar untuk para siswa. Dia juga sangat berharap bahwa dinas Ende semakin memperdulikan guru honorer di sekolah ini. Karena tidak banyak orang yang mau dan terpanggil untuk menjadi guru honorer di tempat ini. Setiap tahun guru honorer semakin berkurang karena fasilitas yang sangat kurang mendukung. 

Ditambah lagi oleh Kepala sekolah SMKN6, Bapak Jarawaru Yoseph. Beliau sangat berharap supaya siswa-siswanya bisa semakin kreatif dengan bantuan dari pemerintah salah satunya dari progam SM3T. Sehingga para siswa yang sekolah di sink bisa bersaing dengan orang-orang yang sekolah di kota dan di negara-negara maju lainnya. Besar harapan saya supaya siswa-siswa di sini bisa mengembangkan skill nya pada bidang pertanian dan ekonomi kreatif sehingga sekolah dan daerah ini semakin maju dan dikenal oleh mancanegara, ungkapnya.

Penyambutan dan perkenalan pun selesai dilaksanakan dan dilanjutkan dengan makan siang bersama. Aku merasa sangat beruntung bisa datang dan menyapa di tempat ini karena untuk pertama kalinya aku memakan nasi yang sangat unik yaitu berasal dari beras merah, putih, dan hitam.  Rasanya sangat berbeda dengan nasi biasa yang aku makan. Setelah menikmati makan siang, kami disuguhi tarian khas dari Ende oleh siswa-siswa sekolah dasar. Sangat bangga menjadi bangsa Indonesia yang kaya akan budaya.

Dilanjutkan dengan sesi pemberdayaan masyarakat di desa ini oleh salah satu timku yaitu Dedek yang memiliki keahlian pada bidang pertanian. Sarjana pertanian dari Institut Pertanian Bogor ini memiliki kesempatan internship pada bidang pertanian di Amerika Serikat selama setahun. Sehingga dia menceritakan pengalamannya selama kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB), internship di Amerika, dan hasil pengalamannya sendiri ketika bertani cabai di daerahnya. Dia mengajak masyarakat untuk bisa mengembangakan pertanian yang ada di sini karena desa ini memiliki sumber daya alam yang sangat bagus. Tidak sulit seperti di Amerika yang memiliki beberapa musim. Dia mengajak masyarakat untuk bisa mandiri menanam sayur, tomat, cabai, dan keperluan dapur lainnya dengan sumber daya alam yang ada.

Diskusi yang sangat interaktif antara tim #MenyapaNegeriku yaitu mas Anto, mas Wahyu, Dedek, dan masyarakat. Masyarakat sangat antusias dengan diskusi ini karena langsung memiliki dampak secara langsung di kehidupan sehari-hari. Dari hasil diskusi ini, salah satu permasalahan yang mereka hadapi adalah mereka masih belum memiliki pasar tetap untuk menjual hasil panen mereka. Ini menjadi salah satu tantangan terbesar dari masyarakat di sini. Tim menyarankan kepada masyarakat untuk berfikir kreatif. Contohnya mencoba mengangkat atau mempromosikan lebih lanjut lagi mengenai hasil pertanian yang sangat terkenal dari daerah ini yaitu singkong. Singkong sangat terkenal dari daerah ini. Jadikan singkong menjadi produk unggulan dari desa ini. Sehingga semakin banyak orang yang mengenal dan mencari serta membeli singkong dari Ende. Maka akan semakin banyak pasar yang menawarkan singkong Ende.



Tumpang sari sangat berbahaya karena memiliki resiko yang tinggi. Tanaman akan saling berebut unsur yang dibutuhkan untuk bertumbuh dengan baik. Saya sarankan untuk tidak melakukan tumpang sari, kalau ingin menanam singkong, cukup tanam singkong saja sehingga hasil akan maksimal ujar Dedek.

Di akhir acara, Dedek melalukan praktek secara langsung mengenai penanaman cabai dengan sederhana tetapi memiliki manfaat yang luar biasa untuk kehidupan sehari-hari bahkan untuk diperjual belikan. Beberapa warga langsung diajak untuk ikut berpartisipasi dalam penanaman cabai tersebut. Semoga warga di sini semakin maju dalam bidang pertanian setelah megikuti sesi ini. Diakhiri dengan ramah tamah dengan kepala suku Dusun Wolobetho dan masyarakat sekitar bersama dengan teman-teman dari SM-3T. Bercerita mengenai permasalahan yang dihadapi oleh warga sekitar tentang ekonomu, hukum, dan pendidikan. Tentunya kami juga banyak bertanya mengenai budaya yang ada di daerah tersebut.

Keeskokan harinya tim #MenyapaNegeriku mulai melakukan aktifitas kembali dengan rekan-rekan SM-3T dan guru-guru. Tim #MenyapaNegeriku dibagi menjadi 2 bagian. Satu tim di SMKN6 dan yang lain melangkah terlebih dahulu ke SD Feo Ria. Aku awali dengan memberikan permainan kepada siswa-siswi untuk mencairkan suasana. Semangat dan antusias siswa-siswa semakin meningkat dengan adanya permainan yang aku berikan dan dilanjutkan dengan perkenalan setiap siswa dalam bahasa Inggris. Mereka sangat canggung karena tidak terbiasa dengan hal tersebut tetapi tetap melakukannya. Jumlah siswa di SMKN6 hanya 37 orang (kelas X, XI, XII). Mereka memiliki keinginan untuk menjadi orang sukses. Sehingga mereka tetap ingin sekolah walaupun fasilitas yang kurang memadai.


Aku menginspirasi mereka dengan menceritakan bagaimana aku bisa memiliki prestasi. Bagimana aku bisa keliling ke berbagai daerah di Indonesia bahkan ke Amerika. Saya ajarkan mereka untuk memiliki mimpi. Berani bermimpi, berusaha dan berjuang untuk meraih mimpi itu. Tidak ada yang instan untuk meraih mimpi itu. Semua butuh perjuangan dan kerja keras. Kita harus bisa mengidentifikasi hal-hal apa saja yang diperlukan untuk meraih mimpi tersebut. Tidak ada yg tak mungkin di dunia ini. Ora et labora. Bekerja sambil berdoa.

Oleh karena itu, ilmu pengetahuan sangat penting. Tanpa pendidikan dan ilmu pengetahuan, maka kita tidak akan maju. Kita akan tetap menjadi orang yang terpuruk bahkan menjadi orang terbelakang. Belum ada obat malas dijual dimana-mana hingga saat ini. Jadi semua kembali ke diri kita masing-masing. Untuk membuat perubahan di lingkungan itu mulailah dari sendiri terlebih dahulu. Ubah pola pikirmu dan jadilah orang yang bermanfaat bagi sesame. Menjadi seorang pemimpin itu tidak hanya dengan kekuatan tetapi juga dibarengi dengan ilmu dan akhlak. Jangan pernah menyerah untuk meraih mimpi-mimpmu. Masa depan bangsa ini ada di tangan kita sebagai pemuda.

Ingat bahwa sekarang sudah banyak beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintah. Harus mau dan berprestasi tentunya. Sebagai contohnya adalah aku. Aku mendapat beasiswa sejak semester 1-8 (awal sampai lulus). Awal semester aku hanya makan sekali sehari karena kondisi ekonomi orang tua yang krisis pada saat itu. Tetapi, aku memiliki mimpi dan hingga saat ini aku masih hidup dan sudah menginjakkan kaki di Amerika. Jadi, tidak ada kata terlambat bagi orang mau belajar. Mulai dari sekarang sebelum kamu menyesal dengan hidupmu di masa mendatang. Jangan pernah sombong dengan apa yg dimiliki. Jadilah ilmu padi yg semakin berisi semakin merunduk. Tidak ada artinya ilmu dan prestasi yang km miliki kalau tidak bermanfaat bagi orang lain. Seluruh siswa mengerti dan ingin sekali bisa mencapai mimpi-mimpi mereka. Semoga cerita dari pengalamanku tersebut bisa mengubah pola pikir mereka untuk menjadi lebih baik.


Kemudian beranjak ke SD Fio Ria. Siswa di sekolah ini hanya berjumlah 27 orang. Hampir seluruh siswa tidak ada yang berpakaian bersih. Sebagian dari mereka tidak memiliki sepatu ataupun alas kaki. Sebagian pembatas antara kelas terdiri dari bamboo dan juga seng. Sangat memprihatinkan sekali kondisi sekolah ini. Perasaan sedih dan senang terjadi sekaligus di tempat ini. Bahagia karena melihat semangat dan senyuman dari mereka serta sedih melihat situasi dan kondisinya.

Di sekolah ini kami menghibur siswa-siswa dengan mengajak mereka bermain. Bermain dan bernyanyi adalah hal yang disenangi oleh anak-anak. Di dalam permainan, kami juga mengajarkan mereka hal-hal yang baik yang harus dilakukan dan hal yang salah yang tidak boleh dilakukan. Permainan tersebut adalah permainan ular tangga dari kejaksaan tinggi Indonesia. Diakhir pertemuan kami memberikan nasihat dan semangat kepada mereka serta memberikan cinderamata yang membuat mereka lebih bahagia lagi dari sebelumnya.

Keadaan siswa-siswi di SD Feoria


Perjalanan dilanjutkan ke sekolah SD Funga Panda. Sekolah ini lebih besar dari sekolah sebelumnya. Jumlah siswanya sekitar 79 orang dengan jumlah guru ada 8. Siswa di sini juga tidak kalah semangat dengan sebelumnya. Mereka menerima pelajaran tentang bagaimana mencuci tangan dan meyikat gigi yang benar dari salah satu peserta #MenyapaNegeriku yaitu Nisa. Di samping itu, Nadia yang merupakan penari yang baik juga mengajarkan mereka bagaimana menari yang baik, disukai banyak orang, dan bisa menyampaikan pesannya.


Semua berjalan dengan baik dan diakhiri dengan berbincang-bincang dengan kepala desa dan juga kepala dusun sebelum meninggalkan sekolah. Diskusi yang sangat interaktif itu dilanjutkan dengan warga di rumah kepala suku dusun Lio. Di tempat ini semakin banyak pertanyaan yang mucul dari masyarakat tentang pertanian dan tentang hukum. Sehingga Dedek dan Anto menjadi bintang utama dalam diskusi dengan masyarakat ini. Semua terjawab dan terlaksana dengan baik. Masyarakat sangat senang dan puas dengan hasil diskusi.



Pada waktu itu juga beberapa guru bertanya tentang beasiswa S2 kepadaku. Aku menjelaskan dengan baik tentang beberapa beasiswa yang aku ketahui dan memberitahukan link ataupun websitenya. Saya sangat ingin sekali mereka juga bisa meraskan apa yang orang-orang di kota rasakan. Bisa dengan mudah mengakses infomasi dan mendapatkan informasi khusunya tentang beasiswa dan pendidikan. Sehingga dengan waktu yang sangat terbatas, saya menyempatkan waktu untuk menyebarluaskan info yang saya ketahui dan memotivasi mereka untuk berjuang mendapatkan beasiswa tersebut. Warga sangat berharap supaya kami bisa tinggal lebih lama di desa ini. Tetapi, apa daya karena program sudah selesai dan kami harus kembali ke daerah masing-masing.


Setelah selesai dari program ini, tim #MenyapaNegeriku Kabupaten Ende, NTT akan membuat sebuah project untuk anak-anak dan masyarakat di dusun Wolobetho, Ende, NTT. Nama project tersebut adalah Buku Untukmu. Tim #MenyapaNegeriku akan mengumpulkan buku-buku dari orang yang akan menyumbangkan bukunya untuk anak-anak di tempat ini. Setelah buku terkumpul, akan dikirmkan langsung ke sana. Sehingga mereka bisa belajar lebih baik dan meningkatkan mutu pendidikan mereka. Karena sampai sekarang mereka sangat kekurangan buku dan tidak memiliki perpustakaan. Mereka sangat membutuhkan bantuan kita semua. Karena saya percaya bahwa mereka sangat membutuhkan uluran tangan kita. Setidaknya kita melakukan aksi kecil tetapi memiliki dampak yang besar bagi mereka. Sehingga ada manfaatnya kunjungan kita ke sana. Melihat dan merasakan secara langsung apa yang terjadi di sana.
Program ini kiranya bisa dilaksanakan di seluruh daerah 3T sehingga akan memiliki dampak yang begitu besar dan baik bagi masyarakat Indonesia. Promosi untuk pengumpulan buku ini akan dilakukan melalu jaringan sosial media. Baik itu facebook, twitter, blog, website, instagram, Line, Path dan sebagainya. Semoga banyak orang yang terpanggil hatinya untuk menyumbangakan buku-bukunya kepada anak-anak yang membutuhkan di dusun Wolobetho, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.

















No comments:

Post a Comment