BERSYUKUR!!! Inilah kata pertama yang aku ucapkan dalam hati
dan pikiranku hingga saat ini. Aku bersyukur bisa terpilih menjadi salah satu
dari 44 pemuda terpilih Indonesia dengan jumlah pendaftar 47.523 orang.
Terpilih untuk bisa menyapa dan menginspirasi langsung masyarakat di daerah
terpencil di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.
Tanggal 29-30 November 2015 adalah hari pembekalan dan
pelepasan peserta #MenyapaNegeriku di Jakarta. 44 pemuda terpilih berkumpul
bersama dan membawa ide serta misi masing-masing untuk dibawa ke daerah
penempatan. Sangat bersyukur dan bangga bisa bertemu dan mendapatkan inspirasi
dari 43 pemuda yg ada di sini.
Program #MenyapaNegeriku ini adalah bagian dari program
SM-3T. SM-3T adalah singkatan dari Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan,
Terluar, dan Tertinggal. Program SM-3T adalah Program Pengabdian Sarjana
Pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di
daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) selama satu tahun sebagai
penyiapan pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan Program Pendidikan
Profesi Guru. Tagline program yang dikelola oleh DIKTI ini adalah “Maju Bersama
Mencerdaskan Indonesia”.
Daerah sasaran program ini adalah kabupaten yang termasuk
kategori daerah 3T yaitu di Kabupaten Simelue (Aceh Barat), Kabupaten
Aceh Timur (Aceh), Kabupaten Kepulauan Anambas (Riau), Kabupaten Berau
(Kalimantan Timur), Kabupaten Sitaro (Sulawesi Utara), Kabupaten Ende (NTT),
Kabupaten Sumba Timur (NTT), Kabupaten Raja Ampat (Papua Barat), Kabupaten
Sorong (Papua Barat), Kabupaten Teluk Bintuni (Papua Barat), dan Kabupaten
Jayawijaya (Papua). Adapun tujuan utama dari program
ini adalah membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan pendidikan terutama
kekurangan tenaga pendidik sehingga tidak ada lagi daerah yang hidup dalam
kebodohan. Melalui program ini juga, pemerintah berusaha menjaring pada
pemuda/i terbaik bangsa untuk lebih cinta tanah air, bela negara, peduli, empati,
terampil memecahkan masalah kependidikan, dan bertanggung jawab terhadap
kemajuan bangsa, serta memiliki jiwa ketahanmalangan dalam mengembangkan
pendidikan pada daerah-daerah tergolong 3T sehingga mengasilkan tenaga pendidik
yang terpanggil untuk mengabdi di daerah 3T.
Ada 7 orang yang berangkat ke Kabupaten Ende, NTT yaitu; 4
orang peserta yang lolos dari seleksi (Robinson, Nadia, Dedek, dan Nisa), 1
orang pendamping (Pary), dan 2 orang peninjau (Wahyu dan Anto). Pertama kali
tiba di bandara H. Hasan Aroeboesman di Kabupaten Ende, pemandangan indah yang pertama
terlihat adalah gunung Meja. Disebut gunung Meja karena di bagian atasnya datar
seperti meja. Tidak kalah mengejutkan adalah bahwa kami dari tim
#MenyapaNegeriku disambut meriah oleh teman-teman SM-3T di pintu kedatangan
bandara sambil memberikan kalung dan bunga hasil karya mereka dan anak didik
mereka di sekolah. Aku tidak bisa berkata apa lagi selain mengucapkan terima
kasih.
Lelah karena perjalanan yang cukup panjang dari Jakarta itupun
seketika hilang dan memiliki energi berlipat ganda setelah melihat semangat dan
sambutan dari teman-teman SM-3T tersebut. Aku merasa seperti memiliki kekuatan
dan keluarga baru di Ende. Aku melihat masa depan bangsa Indonesia ini di
wajah-wajah mereka. Aku memiliki harapan baru bahwa seluruh bangsa kita ini
akan menjadi bangsa yang cerdas oleh tenaga pendidik yang handal dan terampil.
Siang harinya di hari pertama di Kabupaten Ende ini, kami
bertemu dan langsung berdiskusi dengan Bapak Kepala Dinas (Kadis) Kabupaten
Ende yaitu Bapak Piet No. Banyak cerita menarik yang dari Bapak Kadis ini.
Salah satunya adalah mengenai toleransi di Ende. Ende merupakan salah satu
tempat yang terkenal dengan toleransi antar umat beragama dan budaya. Adanya
saling tolong menolong dan mengahargai walaupun berbeda-beda. Beliau juga
mengungkapkan bahwa di Ende inilah Bapak Presiden Soekarno merenungkan kelima
butir Pancasila. Beberapa masyarakat mengatakan bahwa tanpa Ende, maka tidak
ada bangsa Indonesia. Aku sangat bersyukur bisa berada di kota yang penuh
dengan sejarah mengenai Presiden Soekarno dan peninggalan-peninggalannya.
Bapak Piet juga sangat mendukung program #MenyapaNegeriku
ini. Kalau ada program yang baik dan bermanfaat bagi orang lain, kenapa harus
dihalang-halangi? Ungkapnya. Dia berharap semoga program ini terus berjalan
sehingga bisa menjangkau seluruh pelosok negeri yang masih membutuhkan uluran
tangan kita.
Setelah bertemu dan berdiskusi dengan Bapak Kadis, kami
memiliki kesempatan juga untuk bertemu dan sharing langsung dengan teman-teman
SM-3T. Beberapa dari mereka menceritakan tentang pengalaman mereka selama 3
bulan mengabdi di Ende. Sangat menakjubkan sekali perjuangan mereka untuk
anak-anak di pelosok. Berbagai macam tantangan yang mereka hadapi, beberapa
diantaranya adalah mengenai kesehatan dan pemikiran untuk sekolah. Banyak siswa
kelas 1-6 yang masih ingusan di sekolah dan tidak mandi ketika berangkat ke
sekolah, masih banyak anak-anak yang tidak ingin ke sekolah karena merasa lebih
penting mencari uang dengan bekerja langsung ke kebun, dan tantangan-tantangan
lainnya.
Pada kesempatan ini juga, aku memiliki kesempatan untuk
memberikan semangat dan dukungan kepada teman-teman SM-3T melalu cerita hidupku
untuk meraih mimpi-mimpiku. Aku menceritakan bahwa untuk meraih mimpi itu butuh
keberanian, kejujuran, dan konsistensi. Jadi, jika mereka memang memiliki mimpi
untuk mencerdaskan anak bangsa, maka mereka harus berjuang untuk mencapainya.
Tidak ada kata menyerah. Semua pasti ada jalan keluarnya. Mereka termotivasi
dan merasa tertantang untuk bisa meraih mimpi besar mereka dengan cerita
hidupku. Aku senang kalau ceritaku bisa bermanfaat untuk kebaikan banyak orang.
Hari kedua adalah keberangkatan ke desa Datukeli. Desa ini
sekitar 60 km dari Kabupaten Ende. Kami menggunakan mobil pick up yang memakan
waktu sekitar 3 jam. Perjalanan menuju tempat ini tidak terasa sama sekali
karena semangat yang luar biasa dari tim #MenyapaNegeriku. Selain itu,
pemandangan yang indah di sepanjang jalan menjadi pendukung utama sehingga
tidak ada rasa lelah ataupun bosan selama menuju desa ini.
Ketika tiba di desa aku sangat kaget dan terdiam seketika
karena sambutan yang luar biasa dari masyarakat, guru, dan siswa-siswi di desa
Detukeli ini. Mereka menyambut kami semua dengan tepuk tangan, sorak sorai,
tarian, dan Aku merasa seperti orang yang sangat istimewa di tempat ini. Saat
itu juga, aku semakin semangat untuk bisa memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat, guru, dan siswa di sini pengalungan kain khas dari Ende.. Aku ingin
benar-benar menginspirasi dan memotivasi mereka dengan maksimal sehingga
kedatanganku ke sini sungguh sangat bermanfaat dan benar-benar berguna
bagi mereka semua.
Acara penyambutan selesai dan dilanjutkan dengan sesi
sambutan-sambutan dari setiap pihak yang terlibat di dalam kegiatan ini.
Dimulai dari ketua pelaksana penyambutan tim #MenyapaNegeriku yang juga
merupakan guru honorer fisika di SMKN6 (Ibu Esti Mara), perwakilan dinas Ende
(Bapak Ardas), Kepsek SMKN6 (Bapak
Jarawaru Yoseph), dan beberapa perwakilan guru-guru SD dan SMKN6 di desa ini.
Ketika memberikan sambutan, Ibu Esti yang merupakan honorer
guru Fisika ini menangis terharu karena masih ada yang peduli dengan sekolah
mereka. Dia merasa bangga walaupun sekolah ini masih berumur sangat muda yaitu
3 tahun tetapi sudah dua kali dikunjungi oleh pusat atau dari kementerian
pendidikan dan ristek. Harapan beliau adalah semoga semakin banyak orang yang
peduli dengan sekolah mereka sehingga bisa membatu mereka dalam hal dukungan bantuan
buku-buku ajar untuk para siswa. Dia juga sangat berharap bahwa dinas Ende
semakin memperdulikan guru honorer di sekolah ini. Karena tidak banyak orang
yang mau dan terpanggil untuk menjadi guru honorer di tempat ini. Setiap tahun
guru honorer semakin berkurang karena fasilitas yang sangat kurang
mendukung.
Ditambah lagi oleh Kepala sekolah SMKN6, Bapak Jarawaru
Yoseph. Beliau sangat berharap supaya siswa-siswanya bisa semakin kreatif
dengan bantuan dari pemerintah salah satunya dari progam SM3T. Sehingga para
siswa yang sekolah di sink bisa bersaing dengan orang-orang yang sekolah di
kota dan di negara-negara maju lainnya. Besar harapan saya supaya siswa-siswa
di sini bisa mengembangkan skill nya pada bidang pertanian dan ekonomi kreatif
sehingga sekolah dan daerah ini semakin maju dan dikenal oleh mancanegara,
ungkapnya.
Penyambutan dan perkenalan pun selesai dilaksanakan dan
dilanjutkan dengan makan siang bersama. Aku merasa sangat beruntung bisa datang
dan menyapa di tempat ini karena untuk pertama kalinya aku memakan nasi yang
sangat unik yaitu berasal dari beras merah, putih, dan hitam. Rasanya
sangat berbeda dengan nasi biasa yang aku makan. Setelah menikmati makan siang,
kami disuguhi tarian khas dari Ende oleh siswa-siswa sekolah dasar. Sangat
bangga menjadi bangsa Indonesia yang kaya akan budaya.
Dilanjutkan dengan sesi pemberdayaan masyarakat di desa ini
oleh salah satu timku yaitu Dedek yang memiliki keahlian pada bidang pertanian.
Sarjana pertanian dari Institut Pertanian Bogor ini memiliki kesempatan
internship pada bidang pertanian di Amerika Serikat selama setahun. Sehingga
dia menceritakan pengalamannya selama kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB),
internship di Amerika, dan hasil pengalamannya sendiri ketika bertani cabai di
daerahnya. Dia mengajak masyarakat untuk bisa mengembangakan pertanian yang ada
di sini karena desa ini memiliki sumber daya alam yang sangat bagus. Tidak
sulit seperti di Amerika yang memiliki beberapa musim. Dia mengajak masyarakat
untuk bisa mandiri menanam sayur, tomat, cabai, dan keperluan dapur lainnya
dengan sumber daya alam yang ada.
Diskusi yang sangat interaktif antara tim #MenyapaNegeriku yaitu
mas Anto, mas Wahyu, Dedek, dan masyarakat. Masyarakat sangat antusias dengan
diskusi ini karena langsung memiliki dampak secara langsung di kehidupan
sehari-hari. Dari hasil diskusi ini, salah satu permasalahan yang mereka hadapi
adalah mereka masih belum memiliki pasar tetap untuk menjual hasil panen
mereka. Ini menjadi salah satu tantangan terbesar dari masyarakat di sini. Tim
menyarankan kepada masyarakat untuk berfikir kreatif. Contohnya mencoba
mengangkat atau mempromosikan lebih lanjut lagi mengenai hasil pertanian yang
sangat terkenal dari daerah ini yaitu singkong. Singkong sangat terkenal dari
daerah ini. Jadikan singkong menjadi produk unggulan dari desa ini. Sehingga
semakin banyak orang yang mengenal dan mencari serta membeli singkong dari
Ende. Maka akan semakin banyak pasar yang menawarkan singkong Ende.
Tumpang sari sangat berbahaya karena memiliki resiko yang
tinggi. Tanaman akan saling berebut unsur yang dibutuhkan untuk bertumbuh
dengan baik. Saya sarankan untuk tidak melakukan tumpang sari, kalau ingin
menanam singkong, cukup tanam singkong saja sehingga hasil akan maksimal ujar
Dedek.
Di akhir acara, Dedek melalukan praktek secara langsung
mengenai penanaman cabai dengan sederhana tetapi memiliki manfaat yang luar
biasa untuk kehidupan sehari-hari bahkan untuk diperjual belikan. Beberapa
warga langsung diajak untuk ikut berpartisipasi dalam penanaman cabai tersebut.
Semoga warga di sini semakin maju dalam bidang pertanian setelah megikuti sesi
ini. Diakhiri dengan ramah tamah dengan kepala suku Dusun Wolobetho dan
masyarakat sekitar bersama dengan teman-teman dari SM-3T. Bercerita mengenai permasalahan
yang dihadapi oleh warga sekitar tentang ekonomu, hukum, dan pendidikan.
Tentunya kami juga banyak bertanya mengenai budaya yang ada di daerah tersebut.
Keeskokan
harinya tim #MenyapaNegeriku mulai melakukan aktifitas kembali dengan
rekan-rekan SM-3T dan guru-guru. Tim
#MenyapaNegeriku dibagi menjadi 2 bagian. Satu tim di SMKN6 dan yang lain
melangkah terlebih dahulu ke SD Feo Ria. Aku awali dengan memberikan permainan
kepada siswa-siswi untuk mencairkan suasana. Semangat dan antusias siswa-siswa
semakin meningkat dengan adanya permainan yang aku berikan dan dilanjutkan
dengan perkenalan setiap siswa dalam bahasa Inggris. Mereka sangat canggung
karena tidak terbiasa dengan hal tersebut tetapi tetap melakukannya. Jumlah
siswa di SMKN6 hanya 37 orang (kelas X, XI, XII). Mereka memiliki keinginan
untuk menjadi orang sukses. Sehingga mereka tetap ingin sekolah walaupun
fasilitas yang kurang memadai.
Aku menginspirasi mereka dengan menceritakan bagaimana aku
bisa memiliki prestasi. Bagimana aku bisa keliling ke berbagai daerah di
Indonesia bahkan ke Amerika. Saya ajarkan mereka untuk memiliki mimpi. Berani
bermimpi, berusaha dan berjuang untuk meraih mimpi itu. Tidak ada yang instan
untuk meraih mimpi itu. Semua butuh perjuangan dan kerja keras. Kita harus bisa
mengidentifikasi hal-hal apa saja yang diperlukan untuk meraih mimpi tersebut.
Tidak ada yg tak mungkin di dunia ini. Ora et labora. Bekerja sambil berdoa.
Oleh karena itu, ilmu pengetahuan sangat penting. Tanpa
pendidikan dan ilmu pengetahuan, maka kita tidak akan maju. Kita akan tetap
menjadi orang yang terpuruk bahkan menjadi orang terbelakang. Belum ada obat
malas dijual dimana-mana hingga saat ini. Jadi semua kembali ke diri kita
masing-masing. Untuk membuat perubahan di lingkungan itu mulailah dari sendiri
terlebih dahulu. Ubah pola pikirmu dan jadilah orang yang bermanfaat bagi
sesame. Menjadi seorang pemimpin itu tidak hanya dengan kekuatan tetapi juga
dibarengi dengan ilmu dan akhlak. Jangan pernah menyerah untuk meraih
mimpi-mimpmu. Masa depan bangsa ini ada di tangan kita sebagai pemuda.
Ingat bahwa sekarang sudah banyak beasiswa yang ditawarkan
oleh pemerintah. Harus mau dan berprestasi tentunya. Sebagai contohnya adalah
aku. Aku mendapat beasiswa sejak semester 1-8 (awal sampai lulus). Awal
semester aku hanya makan sekali sehari karena kondisi ekonomi orang tua yang
krisis pada saat itu. Tetapi, aku memiliki mimpi dan hingga saat ini aku masih
hidup dan sudah menginjakkan kaki di Amerika. Jadi, tidak ada kata terlambat
bagi orang mau belajar. Mulai dari sekarang sebelum kamu menyesal dengan
hidupmu di masa mendatang. Jangan pernah sombong dengan apa yg dimiliki.
Jadilah ilmu padi yg semakin berisi semakin merunduk. Tidak ada artinya ilmu
dan prestasi yang km miliki kalau tidak bermanfaat bagi orang lain. Seluruh
siswa mengerti dan ingin sekali bisa mencapai mimpi-mimpi mereka. Semoga cerita
dari pengalamanku tersebut bisa mengubah pola pikir mereka untuk menjadi lebih
baik.
Kemudian
beranjak ke SD Fio Ria. Siswa di sekolah ini hanya berjumlah 27 orang. Hampir
seluruh siswa tidak ada yang berpakaian bersih. Sebagian dari mereka tidak
memiliki sepatu ataupun alas kaki. Sebagian pembatas antara kelas terdiri dari
bamboo dan juga seng. Sangat memprihatinkan sekali kondisi sekolah ini. Perasaan
sedih dan senang terjadi sekaligus di tempat ini. Bahagia karena melihat
semangat dan senyuman dari mereka serta sedih melihat situasi dan kondisinya.
Di
sekolah ini kami menghibur siswa-siswa dengan mengajak mereka bermain. Bermain
dan bernyanyi adalah hal yang disenangi oleh anak-anak. Di dalam permainan,
kami juga mengajarkan mereka hal-hal yang baik yang harus dilakukan dan hal
yang salah yang tidak boleh dilakukan. Permainan tersebut adalah permainan ular
tangga dari kejaksaan tinggi Indonesia. Diakhir pertemuan kami memberikan
nasihat dan semangat kepada mereka serta memberikan cinderamata yang membuat
mereka lebih bahagia lagi dari sebelumnya.
Keadaan
siswa-siswi di SD Feoria
Perjalanan
dilanjutkan ke sekolah SD Funga Panda. Sekolah ini lebih besar dari sekolah
sebelumnya. Jumlah siswanya sekitar 79 orang dengan jumlah guru ada 8. Siswa di
sini juga tidak kalah semangat dengan sebelumnya. Mereka menerima pelajaran
tentang bagaimana mencuci tangan dan meyikat gigi yang benar dari salah satu
peserta #MenyapaNegeriku yaitu Nisa. Di samping itu, Nadia yang merupakan
penari yang baik juga mengajarkan mereka bagaimana menari yang baik, disukai
banyak orang, dan bisa menyampaikan pesannya.
Semua
berjalan dengan baik dan diakhiri dengan berbincang-bincang dengan kepala desa
dan juga kepala dusun sebelum meninggalkan sekolah. Diskusi yang sangat
interaktif itu dilanjutkan dengan warga di rumah kepala suku dusun Lio. Di
tempat ini semakin banyak pertanyaan yang mucul dari masyarakat tentang
pertanian dan tentang hukum. Sehingga Dedek dan Anto menjadi bintang utama
dalam diskusi dengan masyarakat ini. Semua terjawab dan terlaksana dengan baik.
Masyarakat sangat senang dan puas dengan hasil diskusi.
Pada
waktu itu juga beberapa guru bertanya tentang beasiswa S2 kepadaku. Aku
menjelaskan dengan baik tentang beberapa beasiswa yang aku ketahui dan
memberitahukan link ataupun websitenya. Saya sangat ingin sekali mereka juga
bisa meraskan apa yang orang-orang di kota rasakan. Bisa dengan mudah mengakses
infomasi dan mendapatkan informasi khusunya tentang beasiswa dan pendidikan.
Sehingga dengan waktu yang sangat terbatas, saya menyempatkan waktu untuk
menyebarluaskan info yang saya ketahui dan memotivasi mereka untuk berjuang
mendapatkan beasiswa tersebut. Warga sangat berharap supaya kami bisa tinggal
lebih lama di desa ini. Tetapi, apa daya karena program sudah selesai dan kami
harus kembali ke daerah masing-masing.
Setelah
selesai dari program ini, tim #MenyapaNegeriku Kabupaten Ende, NTT akan membuat
sebuah project untuk anak-anak dan masyarakat di dusun Wolobetho, Ende, NTT.
Nama project tersebut adalah Buku Untukmu. Tim #MenyapaNegeriku akan
mengumpulkan buku-buku dari orang yang akan menyumbangkan bukunya untuk
anak-anak di tempat ini. Setelah buku terkumpul, akan dikirmkan langsung ke
sana. Sehingga mereka bisa belajar lebih baik dan meningkatkan mutu pendidikan
mereka. Karena sampai sekarang mereka sangat kekurangan buku dan tidak memiliki
perpustakaan. Mereka sangat membutuhkan bantuan kita semua. Karena saya percaya
bahwa mereka sangat membutuhkan uluran tangan kita. Setidaknya kita melakukan
aksi kecil tetapi memiliki dampak yang besar bagi mereka. Sehingga ada
manfaatnya kunjungan kita ke sana. Melihat dan merasakan secara langsung apa
yang terjadi di sana.
Program
ini kiranya bisa dilaksanakan di seluruh daerah 3T sehingga akan memiliki
dampak yang begitu besar dan baik bagi masyarakat Indonesia. Promosi untuk
pengumpulan buku ini akan dilakukan melalu jaringan sosial media. Baik itu
facebook, twitter, blog, website, instagram, Line, Path dan sebagainya. Semoga
banyak orang yang terpanggil hatinya untuk menyumbangakan buku-bukunya kepada
anak-anak yang membutuhkan di dusun Wolobetho, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara
Timur.
No comments:
Post a Comment