Global Peace Volunteer Camp 1.15 Asia Pacific Regional Camp
Kegiatan camp dengan thema “Young People Making Change” yang telah 14 kali berlangsung di Indonesia dibawah naungan Global Peace Festival Indonesia Foundation (GPFIF) ini biasanya diadakan di Pulau Jawa. Tetapi, pada camp yang ke 15 ini diadakan di luar pulau Jawa yaitu Pulau Sumatra tepatnya di kota Palembang Sumatera Selatan dan merupakan camp regional pertama kali di Indonesia yang mempertemukan pemuda-pemuda terpilih dari Indonesia, Malaysia, Filipina dan Amerika. Panitia berasal dari Universitas Sriwijaya yaitu Heru Darmawan (FKIP-Bahasa Inggris), Robinson Sinurat (FMIPA-Fisika), Marisa Mizi Sasmita dan Metha Ayu Sugianto (FISIP-Administrasi Negara).
Panitia GPV 1.15 Palembang (Marisa, Robinson, Heru, Metha)
Kegiatan ini berlangsung sejak tanggal 20-23 Mei 2013 di Hotel Grand Malaka Palembang. 22 pemuda terpilih dari 4 negara tersebut mengikuti seluruh rangkaian acara. Acara ini dimulai sejak tanggal 20 Mei 2013 yang dibuka oleh program director pemuda untuk Indonesia yaitu Shintya Rahmi Utami dan dilanjutkan dengan sesi perkenalan oleh masing-masing peserta.
Peserta U-Gen seminar di Universitas Sriwijaya
Hari kedua dilakukan seminar internasional di Universitas Sriwijaya yang betemakan “Moral and Innovative Golbal Leaders” dimana pada pagi harinya para peserta diawali dengan sesi diskusi. Seminar yang diadakan di Universitas Sriwijaya tersebut merupakan rangkaian dari acara camp regional ini. Peserta seminar sebanyak 80 orang yang berasal dari Universitas Sriwijaya serta 22 mahasiswa yang terpilih untuk kegiatan camp tersebut. Pembicara seminar yaitu, Goris Mustaqim dari Indonesia, Yejin Bae dari Korea serta Mr.Nicholas Lee dan Ms.Yor Ching dari Malaysia. Kegiatan seminar disambut baik oleh pihak universitas yang disampaikan langsung oleh Bapak Ahmad Muslim, Ph.D. selaku Pembantu Rektor IV Universitas Sriwijaya pada saat pembukaan seminar tersebut. Seminar berjalan dengan baik dan sekaligus Launching United Generation (U-Gen).
Ms. Yor Ching menjelaskan tentang One Family Under God (OFUG)
Hari ketiga dimulai dengan penjelasan “One Family Under God (OFUG)” oleh Ms.Yor Ching. OFUG ketika semua orang di dunia ini bisa hidup damai dan bahagia, saling tolong menolong karena menyadari semua manusia itu adalah bersaudara dan makluk ciptaan Tuhan. Untuk mencapai visi tersebut Global Peace Festival (GPF) memiliki tiga pilar yang dijelaskan oleh Ms. Yor Ching adalah mengenai service (hidup untuk orang lain), interfaith (kerjasama antar umat beragama) dan family (penguatan di keluarga). 3 pilar ini menjadi topik yang sangat menarik dan membuka pemikiran kita tentang apa arti dari hidup ini. Setelah sesi ini dilanjutkan dengan pemaparan oleh Mr.Nicholas tentang true love. True love adalah kita mencintai orang lain tanpa mengharapkan balasan atau imbalan. Kita tulus dan iklas membantu, mencintai sesama. Sama halnya dengan kita mencintai orangtua, adik, saudara, teman. Pada hari ketiga ini kita juga peserta membuat grafik tentang kehidupan masing-masing untuk kembali mengingat dan merefleksikan kehidupan kita sebelumnya hingga saat ini dan dilanjutkan dengan sesi herat to heart.
Mr. Nicholas Lee menjelaskan tentang True Love
Karena hidup tidak selamanya bahagia dan tidak selamanya menderita. Oleh karena itu, dibutuhkan teman untuk berbagi dan menceritakan tentang grafik kehidupan yang telah di gambarkan pada kertas tersebut. Pada sesi ini, satu sama lain harus bisa menjaga rahasia. Banyak hal yang bisa kita abil dari pengalaman orang lain dan sebaliknya. Dari setiap cerita yang ada, begitu banyak yang menginsiprasi. Malam itu ditutup dengan acara kebersamaan yaitu menampilkan drama masing-masing kelompok tentang One Family Under God. Keesokan harinya mendengarkan teori tentang One Family Under God dan melakukan tanya jawab, tetapi pada hari keempat ini seluruh peserta langsung diajak untuk terjun langsung ke lapangan atau langsung melakukan aksi. Dimulai degan suatu permainan yang disebut dengan Unity Ball. Pada permainan ini kita semua diajarkan untuk bisa menahan diri atau tidak egois, sabar, kerjasama dan tentunya saling mendukung. Setiap orang harus bisa menempatkan diri, sehingga untuk menjadi seorang pemenang itu harus bisa melakukan beberapa hal tersebut.
Kunjungan dan service di SLB-A PRPCN Palembang
Kita lakukan kunjungan dan service langsung ke Sekolah Luar Biasa A Penderita Cacat dan Tuna Netra (SLB-A PRPCN) di kota Palembang. Melakukan service langsung di SLB-A tersebut sangat menyadarkan kita bahwa kita harus lebih bersyukur lagi dengan apa yang kita miliki sekarang ini dan bisa memanfaatkan apa yang ada pada diri kita sekarang ini. Kunjungan ini juga menjelaskan kepada kita bahwa manusia harus hidup saling peduli dan berbagi. Banyak manfaat yang kita dapatkan dari camp ini.
Peserta, panitia, dan beberapa pembicara Global Peace Volunteer Camp 1.15
No comments:
Post a Comment