Tuesday, 12 November 2013

SAVE MUSI PART 2

To celebrate the Sumpah Pemuda day on 28th October 2013, U-Gen Palembang continued small action that once did in the 68th Independence Day of Republic of Indonesia, called SAVE MUSI. To interpret that Sumpah Pemuda day, on Sunday, 27 Oktober 2013, U-Gen Palembang gathered together to do small action that give benefit to many people. The beauty of Musi River and the Ampera Bridge are the icons of Palembang city. Therefore, as a concern to continue Save Musi, that is not only to make it beautiful, but also to instill the values of caring for our environment.

Palembang grabbed the attention of the world after finishing Asean Games and Islamic Solidarity Games. However, prior to these successfully held international events, Palembang seemed like not having any lack because it is already well organized and always have many local and international visitors come and enjoy the beauty of Ampera Bridge and Musi River. But, when we see what surrounding Musi River, there is a poor condition that does not reflect the beauty of Musi River. Benteng Kuto Besak and Musi River are the icons of Palembang that should be free of any kind of rubbish, but in fact what we see there is the opposite. That is why, U-Gen Palembang prove their love and care to our nation with this action. 

Right at 9 am, U-Gen Palembang started with small action by cleaning that area. The place is so closed from the Ampera Bridge that makes many people come to enjoy this place. Many people throw out the rubbish directly to the river. Through this action, we tried to educate them by being an example. So, the societies are more aware towards Musi River and feel uneasy to throw out the rubbish carelessly. U-gen Palembang finished that service at 12am.


The goal of this action is to encourage the society to keep the river’s cleanliness and beauty, and to educate them about living for others value. Through this small action, we hope many youths want to give, share, and do something for others. This service was so simple but it has a positive meaning as it gives a big impact to many people.

The advantage of keeping river’s cleanliness is not only for the society that surround the river, but also for the ecosystem itself. It will give impact to ecosystems that live there. By cleaning the river, we are also participating in avoiding flood. Indirectly, we helped many people. The sense of togetherness from the members is the key of this action. Besides, the other factors such as intention and awareness are also important to drive us to do something. It is a proof that without much money we still can help others. Only with effort and good intention, all of that will be accomplished. With this small action, we hope many youths want to give, share, and do something to their environment.


Thursday, 26 September 2013

PERAN PEMUDA DALAM TOLERANSI ANTAR IMAN


Toleransi Antar Iman di Indonesia
“Tidak penting apapun agama dan sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu”. Kutipan dari Gus Dur ini yang menjadi salah satu inspirasi terbesar saya dan teman-teman Youth Interfaith Community (YIC) untuk menyebarkan toleransi melalui dialog antar umat beriman. Berbicara kepercayaan di Indonesia, berarti kita berbicara lebih luas dari 6 agama besar di Indonesia. Indonesia memiliki beberapa    agama  dan puluhan mungkin ratusan kepercayaan lainnya.  Hanya saja yang dilayani oleh pemerintah hanya 6 agama besar, dan akhirnya masyarakat pada umumnya hanya mengetahui 6 agama itu  saja. Inilah awal dari ketidakpahaman sebagian  besar masyarakat Indonesia akan keberagaman iman  menurut saya.  Dari satu sisi, perbedaan-perbedaan  iman  yang ada dilihat dan dinilai sebagai kekayaan bangsa, dimana para penganut agama/iman  yang berbeda bisa saling menghargai atau menghormati, saling belajar, saling memperkaya dan memperkuat nilai-nilai keagamaan dan keimanan masing-masing. Keberagaman yang ada  tidak perlu dipertentangkan, tetapi harus dilihat dari sudut pandang positif dan dijadikan sebagai kekayaan dari bangsa Indonesia. Kaum beriman dan penganut agama yang berbeda-beda semestinya bisa hidup bersama dengan rukun dan damai, saling menghargai,saling membantu dan saling mengasihi.  Namun dalam sejarah kehidupan umat beragama, sering terjadi bahwa perbedaan agama dan iman dijadikan sebagai pemicu atau alasan pertentangan dan perpecahan. Dibanyak tempat di Indonesia telah terjadi konflik yang menelan banyak korban jiwa  dan harta benda, serta menghancurkan sendi-sendi kehidupan diberbagai  bidang. Hal tersebut terjadi karena berbagai hal, salah satunya adalah unsur-unsur keagamaan dijadikan sebagai pemicu dan sasaran penghancuran dalam konflik tersebut. Bahkan ada orang-orang tertentu yang menganggap dan menjadikan agama sebagai dasar atau  alasan untuk tidak boleh hidup bersama atau harus hidup terpisah, tidak boleh berdamai atau rukun dengan orang yang berbeda agama. Bahkan ada anjuran untuk memusuhi dan membinasakan orang-orang yang beragama lain. Kenyataan bahwa unsur-unsur keagamaan dijadikan sebagai pemicu konflik, baik pada tingkat lokal, nasional maupun internasional akhir-akhir  ini. Kejadian ini tentu sangat memprihatinkan dan mencemaskan banyak orang, terutama bagi kita bangsa Indonesia umumnya memiliki berbagai jenis suku, agama dan adat istiadat. Persaudaraan, kekeluargaan, kerukunan, perdamaian dan ketenteraman akan terancam, terganggu jika hal  ini tidak dapat diatasi. Banyak orang cemas akan ancaman terhadap kesatuan dan persatuan bangsa, atau akan terjadinya disintegrasi bangsa, yang dipicu dengan isu agama. Maka kita sebagai pemuda perlu memberi perhatian khusus pada permasalahan yang ada, mendalami serta mengupayakan langkah-langkah  penyelesaian maupun antisipasi. Perlu diupayakan peningkatan akan pemahaman,  implementasi dan pelestarian akan wawasan kebangsaan kita seperti tersurat dan tersirat dalam falsafah bangsa Indonesia yaitu “Bhineka Tunggal Ika”. 

Pemuda dan Peranannya
Jika mengacu pada ketentuan PBB, jumlah pemuda Indonesia sesuai hasil Sensus Penduduk 2010 mencapai 40,8 juta orang atau 17 persen dari jumlah penduduk Indonesia saat itu yang mencapai 237,6 juta jiwa. Maka,  peranan pemuda sangat penting pada saat ini ataupun dimasa yang akan datang. Sehingga, jika pemuda sejak dini sudah mengerti apa yang dibutuhkan oleh bangsanya maka akan berdampak baik untuk kedepannya. Indonesia adalah bangsa yang memiliki berbagai jenis agama, suku dan ras. Maka pemuda Indonesia harus mengerti dan memahami apa itu keberagaman dan bagaimana cara hidup di dalamnya. Salah satunya mengerti dan mengimplementasikan toleransi akan keberagaman tersebut.  Tetapi,  pada kenyataanya masih banyak pemuda Indonesia yang belum  memahami dan mengimplementasikan  toleransi  tersebut.  Seringakali pemuda A membandingkan agamannya dengan agama B atau ingin mengetahui agama A tetapi bertanya kepada pemuka agama B sehingga  terjadi kekeliruan.  Karena setiap agama memiliki  kebenaran masing-masing dan agama bukan untuk diperbandingkan. Pemuda yang mengerti akan toleransi antar umat beriman yang akan menjadi kuncinya.  Maka, dibutuhkan kegiatan yang bertujuan untuk membuka wawasan pemuda yang ada di Indonesia. Salah satu kegiatan yang telah kita lakukan adalah  mengadakan kegiatan nasional yang bertemakan semangat toleransi yaitu, Interfaith Youth Forum  pada bulan September  2012 di kota Palembang.  Kegiatan ini dihadiri oleh 40 pemuda dari berbagai agama serta  berasal dari berbagai universitas di Indonesia.  Road Show CINTA Indonesia (Committee for Interfaith Tolerance) di 5 kota Indonesia (Malang, Palembang, Manado, Lombok dan Jakarta) sejak Januari – Februari 2013 dan baru saja terlaksana di Ambon pada September 2013 ini serta di Yogyakarta pada bulan Oktober 2013 nanti. Kegiatan ini sangat membuka wawasan tentang pentingnya toleransi antar umat beragama.  Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membangun semangat para pemuda Indonesia untuk hidup saling berdampingan dan saling menghargai walaupun berasal dari berbagai agama serta menjelaskan bagaimana cara berdialog yang baik dan benar. Dialog bukan berdebat. Watak khas dari dialog ialah kelapangan hati untuk menerima perbedaan dan tidak memaksakan kehendak. Dalam terminologi Pancasila, kita menyebutnya musyawarah. Perdebatan, seperti debat calon presiden, mencari argumentasi yang paling unggul. Perlu digaris bawahi, dialog lebih pas digunakan untuk menggali wacana, bukan mengambil keputusan praktis. Tidak banyak orang yang menganggap harmonisasi dalam dialog ini adalah kegiatan yang layak diseriusi. Dialog ini tidak mendatangkan keuntungan pragmatis. Kebutuhan dan minat setiap individu dalam memahami agama lain bisa jadi berbeda-beda. Dulu  ketika  saya  masih kecil, saya  mengira kalau umat Hindu dan Budha itu menyembah berhala. Tetapi pemikiran saya itu berubah  setelah saya langsung bertanya dan berdialog kepada umat Hindu dan Budha. Saya jadi paham bahwa dengan mempelajari agama lain dan bertanya kepada orang yang tepat, kita akan  semakin rendah hati menemukan nilai kebenaran yang kita yakini juga dimiliki kelompok lain. Saya juga menemukan ajaran Budha yang indah, jika kamu menghina agama orang lain, kamu menghina agamamu sendiri. Sebab agama tak pernah mengajarkan energi kemarahan  dan  kejahatan. Ini perlu direnungkan oleh seluruh umat beragama. Kegiatan seperti ini sangat positif, dimana tidak ada ketakutan atapun prasangka antar umat beragama dalam kegiatan ini. Seluruh  peserta merasa damai dan saling mengerti.  Ini  adalah gambaran kecil bagaimana seharusnya perdamaian  tercipta di  Indonesia.  Para pemuda yang telah mengikuti kegiatan ini dapat menyalurkan atau menyebarkan  perdamaian di tempat mereka masing-masing.  Semakin  banyak yang mengerti akan hal ini, maka semakin mudah untuk menyuarakan perdamaian di Indonesia. Bukan konflik agama yang terjadi di Indonesia namun konflik antar-umat beragama. Agama tidak salah.

Friday, 20 September 2013

PERJUANGAN MENJADI SEORANG SARJANA



PERJUANGAN MENJADI SEORANG SARJANA
Pertengahan Agustus 2009 seorang pemuda yang bernama Robinson Sinurat kali pertamanya menginjakkan kaki di Provinsi Sumatera Selatan untuk memulai perkuliahannya di Universitas Sriwijaya. Ia lulus di jurusan Fisika FMIPA UNSRI melalui jalur SNMPTN. Banyak masalah yang harus beliau hadapi sebelum berangkat ke bumi sriwijaya ini. Salah satunya adalah mengenai keuangan. Ketika itu, orang tua beliau menyarankan untuk bimbingan lagi guna mengikuti test tahun depan supaya lulus di fakulltas yang Robin inginkan. Tetapi, Ia bersih keras untuk tetap melanjutkan perkuliahannya di jurusan Fisika FMIPA Unsri. Tuhan Maha penolong. Pada saat itu juga orangtuanya mendapat sebagian bantuan dana dari sahabat dekatnya yang bernama Meylinda Sembiring di Medan untuk keperluan pendaftaran ulang. Sehingga beliau bisa berangkat untuk melanjutkan pendidikannya. Beliau tiba di kampus Universitas Sriwijaya Indralaya yang sangat rindang. Setibanya disana beliau langsung bertemu dengan teman yang berasal dari satu sekolah ketika SMA di Medan, namanya Yosefa Fatricia Pane. Mereka bersama-sama mencari tempat kosan. Mereka sama-sama mencari tempat kosan yang terjangkau. Setelah beberapa kosan yang telah ditanya, akhirnya menemukan kosan yang terjangkau dan Bapak kosan yang sangat baik. Nama kosannya adalah Bedeng Marissa. Ketika itu, Robin tidak memiliki uang untuk membayar kosan setahun karena uang yang diberikan oleh orangtua hanya cukup untuk membayar uang registrasi ulang dan uang makan untuk beberapa minggu saja. Beliau tidak malu dan langung jujur kepada Bapak kosan bahwa beliau tidak punya uang untuk membayar kosan. Akhirnya, Bapak kosan memberikan tawaran kepada beliau untuk tinggal bersamanya hanya dengan membayar setengah harga kosan setahun. Tidak berfikir panjang lagi beliau langsung menerima tawaran itu. Walaupun demikian, Robin hanya bisa membayar seperempat dari harga tersebut. Sunggguh, beliau ini tidak pantang menyerah. Awal perkuliahan dimulai dengan beberapa mata kuliah dan beberapa praktikum. Buku modul praktikum harus dibeli dan beliau mulai pusing lagi untuk mencari uang darimana. Untuk makan saja terkadang beliau hanya makan satu kali dalam sehari. Ingin bercerita kepada orangtua, tetapi ketika itu orangtua juga sangat-sangat krisis. Kemauan beliau yang menjadikannya tetap bertahan. Semua buku modul dibayar dengan uang yang seharusnya untuk makan. Lalu beliau curhat kepada teman dekatnya di bedeng itu (Yosefa). Yosefa juga tidak memiliki uang kiriman yang lebih, tetapi beliau mau untuk berbagi. Setiap pagi mereka hanya sarapan indomie yang telah dibeli 1 kardus untuk persiapan beberapa minggu kedepan ketika kiriman baru datang. Begitulah hingga beberapa minggu. Beberapa minggu berlalu, Robin sudah mulai banyak mengenal orang-orang yang kira-kira bisa diajak untuk mengerti keadaannya. Namanya Jenni  Sitanggang dan Robin sering menyebutnya lauk. Lauk menjadi nama panggilan untuk Robin dan Jenni. Jenni sering membantu Robin dalam hal keuangan dan mendengarkan cerita tentang kehidupan yang beliau alami. Taklama setelah itu, Robin juga bertemu dengan seorang senior dari Fakultas Ekonomi dan telah mendengar cerita tentang beliau, namanya Bang Hendra. Bang Hendra ini mengajak Robin untuk bertemu dan tiba-tiba memberikan bantuan dana yang sangat-sangat membantu beliau pada saat itu. Orang tua beliau hanya mengirim 250 ribu rupiah perbulan selama 3bulan pertama. Hal itulah yang membuat beliau tidak bisa seperti teman-temannya yang lain untu makan sesuai selera. Beliau harus mengatur uang tersebut semaksimal mungkin. Kalau melihat penampilan beliau, terkadang tidak percaya bahwa beliau tidak memiliki uang. Tetapi, itulah faktanya. Sehingga benar kata pepatah yakni jangan menilai orang dari penampilan luarnya saja. Pada bulan ke 3 ketika iyu, Robin mendapat bantuan dari abang kandungnya yang bekerja di Medan. Abangnya ini adalah orang yang selalu membantu ketika memiliki uang yang cukup untuk membantu. Beberapa bulan sudah berjalan perkuliahan, Robin masih tetap bertahan dan bertemu dengan seorang wanita yang bernama Maria Alvyonita Sembiring. Maria adalah satu marga dengan Robin sehingga dipanggil tona (ito). Ketika itu, orangtua dari Maria (Pak Uda Robin karena satu marga) bekerja di kantor pajak Palembang. Setiap bertemu dengan Robin, orangtua dari Maria selalu memberikan beliau uang. Tidak tahu kenapa orangtua Maria tersebut baik banget kepada Robin. Padahal baru pertama bertemu dan tidak pernah bercerita tentang apapun itu. Bahkan Maria sendiri heran kenapa bisa begitu. Inilah yang dikatakan Tuhan Maha tahu dan mukjizat itu sungguh ada. Sebelum semester 1 berakhir, Robinson mengurus beasiswa dan mendapatkan beasiswa BBM. Perjuangan untuk mendapat beasiswa itu juga sangat luar biasa karena bermasalah dipengurusan rekening baru. Ketika itu harus memiliki KTP setempat, padahal Robin berasal dari Medan. Robin langsung melapor ke petugas rektorat dan Pak Maisonlah yang akhirnya turun tangan langsung membawa beliau ke bank untuk mengurus semuanya itu. Puji Tuhan semua berjalan dengan baik karena kejujuran dan keberanian beliau. Sehingga bisa membayar uang kuliah semester berikutnya. Semester satupun berakhir dan Robin pulang ke Medan naik pesawat yang sebagian tiketnya dibayari oleh orangtua dari Maria. Setibanya di Medan, Robin menceritakan apa yang beliau alami selama di perkuliahan dan orangtuanya sangat terharu dan berusaha lebih keras lagi untuk  bisa mengirimkan uang setiap bulannya. Liburan selesai dan Robin kembali ke Indralaya untuk kuliah dan pindah kosan karena menemukan teman baru yang sudah cocok dengan beliau dan tidak perlu lagi untuk membayar kosan karena tempat tersebut khusus untuk mahasiswa Katolik yang sering disebut orang-orang pondok. Beliau tinggal bersama 6orang lainnya yakni Petrus, Ronal, Venmatris, Hermanus, Mas Mul dan Bang Fredy. Beliau merasa nyaman dan senang tinggal disana karena sudah seperti keluarga sendiri. Semester 2 dimulai dan bulan pertamanya Robin mendapat uang kiriman seperti yang sudah dijanjikan oleh orangtuanya. Tetapi, pada bulan kedua mulai macet lagi dan tidak mengirimkan uang. Robin merupakan anak yang tidak mau menambah beban orangtuanya sekalipun seharusnya itu sudah kewajiban orangtuanya. Beliau curhat kepada Maria dan tanpa sepengetahuan Robin, Maria menceritkan hal tersebut kepada orangtuanya dan orangtua Maria langsung menyuruh Maria memberikan bantuan kepada Robin. Wow…sungguh Maria dan orangtuanya menjadi malaikat penolong kepada Robin setiap beliau membutuhkan pertolongan. Semester 2 masih hal yang seperti itu terjadi untuk beberapa kali. Sebelum semester 2 berakhir, Maria mengikuti test SNMPTN dan mengambil pilihan di Medan. Semester 2 berakhir dan liburan pun tiba. Tanpa sepengetahuan Robin, ternyata orangtua Maria telah membeli tiket pesawat untuk 2 orang ke Medan. Wahh,,sungguh sangat terharu dengan ini semua.  Robin dan Maria pun pulang ke Medan dan liburan selama beberapa minggu. Sebelum masuk perkuliahan, terdengar kabar bahwa Maria lulus SNMPTN di Medan dan orangtuanya juga pindah tugas ke Medan. Robin sangat terpukul dan bingung akan mendapatkan bantuan darimana lagi nantinya. Lagi-lagi Robin tidak menyerah dan kembali ke bumi sriwijaya untuk melanjutkan perkuliahannya. Semester 3 dimulai dan kasus yang sama kembali terulang lagi dipertengahan semester 3 tersebut. Beliau kembali menceritakan hal tersebut kepada Maria dan orangtuanya masih membantu. Diakhir perkuliahan semester 3 kembali lagi dilanda hal yang sama, tetapi beliau tidak lagi mau menceritakannya kepada Maria karena tidak mau bergantung dengan orang lain terus. Pada saat itu, Robin melamar menjadi tentor fisika di bimbingan belajar Medica dan diterima. Beberapa bulan disana, Robin keluar karena jadwal kuliah yang kurang teratur. Ketika mengajar beberapa bulan disana, beliau tidak meminta kiriman kepada orangtua melainkan bisa mengirimkan baju batik kepada kedua orangtuanya. Orangtuanya sangat terharu akan hal tersebut. Pada semester 4, beliau mengisi waktunya untuk aktif di gereja dan di kepanitian natal di kampus dan beliau menjadi ketua ketua perkumpulan marga (Silahisabungan Unsri). Begitu juga di kampus, beliau menjadi Vice President SC UNSRI AAPG. Sejak saat itu, beliau mulai aktif di organisasi. Semester  4 berakhir dan IPK masih lumayan baik walapun ada yang harus diulang. Semester 5 mulai dan keuangan dari orangtua sudah mulai membaik. Sudah banyak perubahan pada saat itu dan sudah banyak mengenal orang-orang yang berprestasi seperti  Kak Rainy, Kak Ziee, Kak Dody dan Kak Beni. Mereka ini memotivasi beliau untuk bisa mendapatkan beasiswa ke luar negeri dan Robin mencoba beasiswa IELSP tetapi gagal. Hal tersebut memacu beliau untuk tetap berjuang. Semseter 5 berakhir dengan mimpi beliau harus menginjakkan kaki ke luar negeri dari hasil usaha akan beliau lRobinkan. Mimpi itu terus ada di hati beliau dan mulai sering mencari info tentang beasiswa-beasiswa yang seperti itu dan pada akhirnya tahun 2011 sudah berakhir serta tahun 2012 pun tiba. Tepatnya 2 Januari 2012 tanpa sengaja Robin berkenalan dengan seseorang dari dunia maya. Yapp..Robin berkenalan dengan I Gede Pandu Sang Pemimpi (nama facebooknya). Hanya sekedar kenal dan komunikasi via facebook dan mobile. Robin sering konsultasi dengan beliau mengenai kuliah, beasiswa, keluarga dsb. Pandu juga memperkenalkan Robin dengan Agus Burniat yang satu kampus dengan Robin. Hahahha.. orang jauh yang memperkenalkan teman satu kampus. Pada waktu itu hanya sms dan chat dari facebook sama Agus. Ketika itu Pandu bertanya kepada Robin mengenai kegiatan kepemudaan. Kebetulan sekali Robin tertarik dalam hal tersebut hanya saja tidak adanya wadah atau kegiatan kepemudaan tersebut di daerah tempat tinggal Robin (Layo). Akhirnya Pandu menyarankan Robin untuk mendaftar event kepemudaan yang akan dilaksanakan bulan Februari di Bandung. Nama kegiatan itu adalah Indonesian Young Changemakers Summit. Robin mendaftar untuk gelombang kedua karena gelombang pertama sudah ditutup. Robin berusaha untuk bisa lulus acara ini dengan membuat essay sebaik mungkin semampu Robin. Pada waktu itu, Robin bergadang membuat essay tersebut dan berusaha meminta surat rekomendasi dari organisasi-organisasi yang Robin ikuti di kampus maupun di luar kampus. Tidak lama kemudian, hasil kerja keras Robin itu membuahkan hasil yang membayar lunas semua kerja keras Robin tersebut. Robin terpilih menjadi salah satu observer  dari 100 pemuda terpilih se-Indonesia. Sangat bangga bisa lolos karena ini adalah event pertama yang Robin ikuti. Acara tersebut berlangsung di Bandung pada tanggal 10-13 Februari 2012. Ketika itu Robin juga sedang melaksanakan kerja praktik di sebuah perusahaan di Sumatera Selatan (baru beberapa hari). Dengan memberanikan diri, Robin meminta izin kepada pembimbing dan pimpinan di perusahaan tersebut supaya Robin bisa mengikuti kegiatan ini. karena yang ada dibenak Robin adalah ini kesempatan emas bagi Robin. Kesempatan ini tidak datang dua kali dan ini adalah jalan untuk bisa berkembang lebih baik lagi kedepannya. Robin diberikan izin dan berangkat ke Bandung. Ketika kegiatan itu berlansung Robin sangat bangga bisa bertemu dengan orang-orang muda Indonesia yang luar biasa. Para pembicara yang sangat luar biasa juga (Joko Widodo, Tri Mumpuni, Sandiago Uno dll). Inilah kegiatan pertama yang membuat Robin ingin lebih banyak mengikuti kegiatan dan bisa bermanfaat bagi orang-orang di sekitar. Diantara semua observer mungkin hanya Robin yang baru pertama kalinya mengikuti ajang seperti ini. Tetapi, hal ini tidak menjadi masalah buat Robin, karena terpilih saja sudah sangat bangga dan Robin banyak belajar dari teman-teman yang ada pada waktu itu. Acarapun selesai dan semuanya sudah seperti saudara dekat yang dipertemukan dalam acara yang luar biasa ini. Senang  juga bisa berfoto berdua dengan Albert AFI.  Robin pulang dari Bandung dan lansung melanjutkan kerja praktik. Ketika itu banyak masalah yang terjadi mengenai kerja praktik (magang) tersebut. Mulai dari pembimbing yang cuek dan sering keluar kota dan tindakan yang menjengkelkan dari pembimbing itu. Robin jadi agak lama disana, sedangkan Robin sudah masuk kuliah. Sehingga Robin harus mengorbankan kuliah Robin selama 2minggu. Robin langsung cerita kepada salah seorang pemimpin yang bekerja disana. Akhirnya Robin mendapat saran dan akhirnya kerja praktik Robin selesai tanpa pembimbing yang menjengkelkan itu. Semua yang bekerja disana sangat baik dan memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi kecuali pembimbing Robin itu. Semuanya Robin lalui dengan semangat, usaha dan doa. Setelah kerja Praktik selesai Robin bertemu langsung dengan Agus di perpustakaan dan memberikan oleh-oleh darinya dan dari Pandu juga. Wahh.. senang sekali dapat hadiah langsung dari USA. Inilah awal perkenalan langsung dengan Agus Burniat dan langsung ditawarin untuk join dalam acara Interfaith Youth Forum 2012 yang akan dilaksanakan di Palembang. Robin setuju dan bergabung dengan team. Robin mendaftar BEM Kampus dan ditantang untuk membuat tulisan. Robin selesaikan malam itu juga dan Robin dipanggil untuk wawancara. Robin lolos menjadi angggota BEM Kampus. Pada bulan Maret, Robin ditawari ikut acara di Malaysia oleh salah satu teman ketika acara di Bandung. Robin mendaftar dan Robin lolos dalam acara ADIC Development international Conference. Dengan penuh semangat mengajukan proposal ke kampus dan beberapa perusahaan. Sembari menunggu jawaban Robin langsung mengurus paspor. Karena mengurus paspor ini Robin sakit karena terkena hujan bebarapa kali dan kurang istirahat ketika itu. Akibatnya Robin tidak ikut dalam latihan dasar organisasi (LDO) BEM UNSRI. Robin gagal berangkat ke Malaysia tetapi semangat Robin belum juga pudar. Robin ditawari lagi oleh teman dari acara yang di Bandung juga untuk mendaftar acara yang di Filipina. Robin lolos dalam acara tersebut (United Nations Alliance for Peace Volunteerism) di Manila Filipina. Robin kembali lagi membuat proposal ke kampus dan ke beberapa perusahaan lagi. Ketika membuat proposal tersebut ke kampus, Robin bertemu dengan 3orang lainnya yang  berasal dari UNSRI juga lolos dalam acara ini (Janthe, Putri dan Riska). Kami cari sponsor bersama-sama tetapi dana kami tidak mencukupi. Alternatif lainnya kami mendaftar acara di Kuala lumpur. Kami lolos dan berangkat ke Kuala Lumpur. Sungguh menjadi pengalaman yang luar biasa Robin bisa berangkat ke luar negeri. Untuk pertama kalinya Robin menginjakkan kaki di luar negeri walaupun hanya di Kuala Lumpur Malaysia Robin sangat bangga karena ini benar-benar hasil perjuangan bersama. Robin menjadi Head Delegate karena Dekan Robin yang sangat baik yang selalu membantu dalam proses ini. Kerjasama yang luar biasa menghasilkan buah yang manis. Kita menikmati hasilnya bersama-sama. Thanks guys, we are amazing. Sepulangnya dari Kuala Lumpur kembali ke kegiatan yang telah terprogram di jadwal Robin yaitu Interfaith Youth Forum 2012. Acara ini sebenarnya direncanakan bulan Mei 2012. Tetapi karena berbagai hal, acara diundur menjadi bulan September. Pada waktu itu, Agus melakukan penerimaan volunteer dan diseleksi langsung olehnya hingga terpilih 10 orang volunteers. Robin tidak menyangka kalau Robin masih diterima sebagai volunteer juga saat itu. Total volunteer untuk Interfaith Youth Forum 2012 ada 11 orang. Berkenalan dengan semua sukarelawan tersebut sangat cetar membahana. Bertemu dengan orang-orang luar biasa yang berasal dari satu kampus (Dian, Tian, Heru, mb Nova, mb Nurul, mb Nisa, Riska, kak Rudi dan Handri) dan seorang lagi yang tidak memunculkan batang hidungnya. Setiap diadakannya rapat, pasti ada saja lelucon baru yang akan dikeluarkan oleh teman-teman yang mengikuti rapat ini. Jadi, kalau tidak ikut rapat itu rasanya ada yang kurang. Pada saat itu semester 6 berakhir dan libur semester tiba. Robin tidak pulang kampung dan tidak mengikuti semester pendek juga. Beliau berangkat ke pulau Jawa untuk mencari ilmu dan pengalaman. Selama liburan semester, Robin mendapat teman dan pengalaman baru. Beliau sudah menginjakkan kaki di Jogjakarta, Solo, Surabaya, Kediri, Malang dan Bali. Tidak punya saudara tetapi memiliki kemauan untuk berkembang. Itulah sifat beliau yang menjadikan beliau menjadi seperti sekarang ini. Liburan selesai dan kemblai ke Palembang. Ketika itu Robin diperkenalkan Agus dengan mba Deslina dan diajak bergabung dalam team mereka juga, berkenalan dengan mba Trida dan Yuk Eka setelah itu dengan mba Adhe dan mba Devi. Dengan senang hati Robin bergabung dalam team ketik itu. Kemudian, mereka jadi panitia local acara roadshow Global Youth Forum di kampus. Robin bertemu dengan orang-orang hebat lagi yaitu mba Devi, Angga dan Achie dan banyak lagi. Mereka ini sungguh cetar membahana juga. Selalu semangat kalau ketemu mereka-mereka ini. Sumber inspirasi dan selalu memeberikan motivasi yang luar biasa. Bangga bisa mengenal mereka ini. Sebelum acara IYF 2012 berlangsung, kita kedatangan 2orang panitia inti dari Jakarta yaitu Pandu dan Muhibi. Kita bekerja sama semampu kita untuk mensukseskan acara ini. Bahkan beberapa diantara kita harus mengorbankankan perkuliahnnya demi acara ini. Beberapa hari tidak kuliah demi acara ini dan memang benar-benar orang yang totalitas dalam melRobinkan suatu pekerjaan. Hingga acara IYF 2012 berjalan dengan sangat baik berkat semua kerja keras dari seluruh panitia. Robin sangat bangga menjadi bagian dari IYF 2012. Bertemu dengan orang-orang yang mantap (Dr.Rebecca, Mba Yeni beserta suami, Mr.James Poon, Kak Tya, Mas Gugun dan seluruh peserta secara Nasional). Banyak pengalaman yang Robin dapatkan dari acara ini. Kalau kata orang Palembang “iwaknyo teraso”. Kemudian, beliau dan teman-temannya mendaftar menjadi peserta dalam pemilihan Duta Bahasa Provinsi Sumatera Selatan 2012. Sebelum mendaftar, orang hebat yang Robin kenal bertambah lagi yaitu kak Uyunk. Kami semua mendaftar acara tersebut. Mereka semua (Agus, Heru, kak Uyunk dan Robin) terpilih menjadi finalis. Mereka semua bahagia dan akan bersaing sehat keesokan harinya. Tepatnya tanggal 10 Oktober 2012 kita masuk ke babak final dan akhirnya terpilih 1 pasang Duta dan 1 pasang Wakil Duta. Puji Tuhan Robin menjadi Wakil Duta Bahasa Provinsi Sumatera Selatan 2012 dan Heru sebagai Duta Bahasanya. Tidak lama setelah itu, pengumuman peserta yang lolos dalam acara Forum Indonesia Muda angkatan 13 juga akan segera diumumkan. Puji Tuhan banget, dari dua ribuan lebih pendaftar, yang diterima hanya 120 orang dan Robin menjadi salah satu diantara 120 orang tersebut. Oh, sebelumnya Robin juga sudah lolos dalam acara Youth Peace Ambassador (YPA5) di Kaeng Krechan, Thailand. Sembari meununggu dana dari proposal ke berbagai perusahaan. Woww…sesuatu ya. Robin berangkat ke Jakarta untuk mengikuti pelatihan FIM 13 tersebut dengan rasa bangga. Sebagai salah seorang perwakilan kampus. Disana Robin banyak bertemu dengan oraang-orang yang luar biasa lagi. Sebelum berangkat ke Jakarta, Robin juga sudah mendapat info akan diadakannya acara Global Peace Volunteer di Bandung. Ketika mengetahui informasi akan diadakannya camp pada tanggal 3-4 November 2012 di Bandung, Robin sudah sangat tertarik untuk mengikuti kegiatan tersebut. Karena Robin akan mengikuti salah satu kegiatan pemuda juga di Jakarta pada tanggal 26-29 Oktober. Sehingga sudah memiliki rencana untuk hal tersebut. Ternyata, tanggal 30 Oktober dan 1 November Robin ada MID semester yang pada umumnya tidak ada ujian susulan. Sehingga, Robin memutuskan untuk tidak mengikuti kegiatan ini. Setelah selesai mengikuti acara yang di Jakarta, Robin beserta teman2 yang lain berangkat ke Bandara dan berencana untuk menginap di Bandara karena mereka sudah membeli tiket keberangkatan di pagi hari sedangkan Robin belum membeli tiket. Robin sudah terlebih dahulu meminta bantuan kepada teman2 yang ada di Palembang untuk melihat harga tiket untuk tanggal 30 Oktober. Ternyata di booking oleh mba Trida dan Robin tinggal membayar via atm. Karena waktu untuk pembayaran tidak lama lagi, Robin tidak check untuk tanggal keberangkatnnya dan langsung Robin bayar. Setelah Robin bayar, ternyata tanggal yang tertera adalah tanggal 30 November.  Ini karena rasa senang beliau hingga tidak memperhatikan bulan nya lagi. Wow..Robin bingung dan langsung beranjak ke kantor tiket tersebut. Setelah panjang berbincang-bincang dengan petugasnya, akhirnya harga tiket yang sama dengan tiket yang sudah Robin bayar adalah tanggal 31 Oktober. Robin langsung setuju dan membelinya. Menginap di bandara tidak menyenangkan. Robin tidak bisa tidur karena harus menjaga dua orang wanita yang akan berangkat keesokan harinya. Sambil menjaga mereka, Robin online, chat, dan bercerita dengan seseorang teman yang luar biasa menurut Robin (Pandu). Akhirnya beliau menyuruh Robin untuk tinggal di rumahnya. Sungguh, Robin tidak memiliki rencana yang seperti ini. Besok paginya Robin langsung berangkat ke tempat yang telah beliau janjikan sebelumnya. Bertemu dengan beliau dan langsung berangkat ke kantor dimana beliau sedang magang. Robin bertemu dengan orang-orang yang luar biasa disini (Kak Tya, Kak Nadya, Kak Anggie, Mas Gugun, Ika, Bang Donnie, Tata, Sabil dan tentunya Ms.Yorching). Dari hati terdalam mengucapkan syukur yang luar biasa bisa bertemu dengan mereka. Keesokan harinya kita melakukan aktivitas seperti biasa sambil menunggu keberangkatan Robin besok paginya. Sekitar pukul 17.48 WIB pihak ticketing menghubungi Robin dan memberitahukan adanya perubahan jadwal penerbangan. Penerbangan Robin dipercepat. Robin cerita kepada orang-orang luar biasa yang ada di kantor dan mereka langsung memberi saran untuk meminta kembali uang tiket tersebut karena itu termasuk kesalahan mereka. Tanpa pikir panjang Robin pun langsung menyetujui hal tersebut. Robin lansung menghubungi dosen yang akan mengadakan MID. Robin tidak menyangka kalau Robin akan diberikan izin. Suatu hal yang luar biasa yang tidak bisa Robin bayangkan. Kemudian, seorang wanita luar biasa menyamar menjadi ibu Robin (kak Anggie) dan langsung menghubungi pihak ticketing untuk membahas hal ini.  hasil yang memuaskan akhirnya uang Robin akan dikembalikan sepenuhnya dalam waktu 1 hari. Waduh, sunggguh tak terbayangkan. Akhirnya Robin mengikuti Global Peace Volunter Camp di Bandung. Sungguh, keinginan yang ikhlas dan luar biasa dari hati terdalam ini menjawab semuanya. Robin bisa mngikuti camp ini dengan kesungguhan hati untuk belajar lebih baik dan bisa menjadi contoh di daerahku. Robin sangat bangga bisa dikasih kesempatan yang luar biasa ini. acara ini sangat baik baik kaum muda yang akan menjadi motor dari bangsa dan negara ini. pelayanan dari panitia sungguh Robin nikmati. Peserta dan panitia yang luar biasa yang membuat Robin menikmati camp ini. Robin kembali Palembang dan melRobinkan aktivitas seperti biasa sambil follow up dana untuk cara ke Thailand. Ternyata, Robin kurang beruntung dan Robin gagal berangkat ke Thailand. Tetapi, Robin tidak patah semnagat. Robin selalu berharap bisa melRobinkan yang lebih baik lagi kedepannya. Ketika acara FIM, Agus menghubungi Robin dan bilang kalau kami diundang oleh pihak UNFPA ke Jakarta untuk acara Indonesian Youth Speak Out. Robin langsung setuju dan bilang kalau Robin bisa. Sebelum berangkat ke Jakarta, maka pengumuman yang menjadi Volunteer ke Bali dalam acara Global Youth Forum pun diumumkan dan Robin tidak lolos. Robin bangga bisa melihat tiga teman Robin bisa lolos mewakili Palembang yaitu, Kak Uyung, Agus dan Youwen. Sedikit kecewa tidak lolos, tapi harus menjadikan ini sebagai batu loncatan untuk lebih berjuang lagi dan selalu bersyukur. Akhirnya kita sama-sama berangkat ke Jakarta tepatnya di Hotel Akmani Jakarta. Disana kembali lagi dipertemukan dengan orang-orang yang luar biasa. Indonesian Youth Speak Out ini menjadi salah satu motivasi Robin untuk bisa lebih baik lagi. Setelah itu, Robin memperpanjang waktu Robin di Jakarta supaya bisa mengikuti launching CINTAindonesia di @america Jakarta. Itu pertama kalinya Robin menginjakkan kaki di @america. Lagi-lagi orang yang yang Robin temui itu tidak kalah dari yang sebelum-sebelumnya. Robin semakin sadar kalau Robin ini tidak ada apa-apanya. Dari sini Robin bisa ambil kesimpulan kalau sombong itu tidak ada gunanya. Karena, kita pintar masih ada yang lebih pintar, kita kaya masih ada yang lebih kaya, kita ganteng masih banyak lebih ganteng dsb. Jadilah ilmu padi yang semakin berisi semakin merunduk. Sebelum launching cinta indonesia tersebut, pengumuman yang lolos SUSI RPA 2013 udah final sebanyak 20 orang yang akan berangkat ke USA. Sangat menyedihkan ketika itu, nama Robin tidak ada diantara 20 orang trsebut. Robin sangat terpukul karena ingin sekali belajar lebih lagi tentang religious pluralism disana serta USA adalah salah satu negara yang menjadi impian Robin. Beberapa hari Robin koreksi diri dan mendapat jawaban nya. Hhe. Memang belum waktunya Robin berangkat kesana. Robin bangkit kembali dan tetap bermimpi bisa menginjakkan kaki di negeri Paman Sam itu suatu saat nanti. Aminnnnn. Perjalanan Robin di tahun 2012 diakhiri di Jakarta dalam acara Launcing CINTAindonesia tersebut. Dilanjutkan dengan merayakan Natal dan mengakhiri tahun 2012 di Indralaya. Kegagalan dan kesuksesan tahun 2012 sungguh luar biasa. Tahun 2012 benar-berubah total dari beberapa tahun sebelumnya. Kemauan dan semangat yang beliau miliki tidak pernah pudar yang membawa beliau bisa menjadi seperti pada tahun 2012. Mulai tahun 2012 ini keuangan orangtua sudah membaik dan selalu mendapat kiriaman yang cukup. Kesabaran dan doa yang tulus mendapat balasan yang luar biasa dari Yang Maha Kuasa. Perjuangan orangtua membuat beliau harus membalas dengan gelar sarjana yang akan diraih nantinya. Tahun 2013 dimulai dengan kegiatan CINTA Jakarta dan berjalan dengan baik. Pada tahun 2013 menjadi tahun yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Keuangan juga tidak pernah lagi bermasalah. Tuhan memberikan semuanya cukup dan sunggguh luar biasa. Semakin menyatu dengan teman-teman sekelompok yang beliau yang  disebut dengan partner in crime (Agus, Dian, Heru, Riska dan Tian). 4 diantara mereka (Robin, Dian, Agus dan Riska) lolos ke kegiatan internasional di Jakarta yaitu ASEAN Conference. Mereka berangkat dengan dana yang kekurangan. Demi membawa nama Universitas Sriwijaya ke dunia internasional keempat mahasiswa ini tetap memberanikan diri berangkat. Ketika itu, mereka dibantu penginapan oleh pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan. Jadi, tidak terlalu banyak menanggung kekurangan. Tepatnya pada bulan Mei, pemilihan mahasiswa berprestasi se Universitas Sriwijaya. Robin menjadi perwakilan mahasiswa berprestasi FMIPA 2013. Robin menjadi harapan 3 pada pemilihan tersebut. Pada bulan Mei juga, Robin menjadi wakil ketua pelaksana Global Peace Camp 1.15 Asia Pasific Regional Camp yang dilaksanakan di Palembang. Robin selalu membawa nama Jurusan Fisika FMIPA dan nama Universitas Sriwijaya disetiap kegiatan yang beliau ikuti. Setelah camp tersebut selesai, Robin menjadi ketua pelaksana “the Power of Rupiah Universitas Sriwijaya”. Kegiatan ini betemakan aksi kecil harapan besar. Kegiatan tersebut berlangsung dengan baik berkat bantuan dan kerjasama dari setiap anggota U-Gen Palembang yang memiliki hati untuk saling membantu. Hasil dari “the Power of Rupiah Universitas Sriwijaya” ini dilakukan service di Pada tanggal 1 Juli 2013 (Pukul 06.00 WIB – 10.30 WIB), dilaksanakan kunjungan ke panti asuhan Aisyah di daerah Suka Bangun II Palembang. Pukul 15.00 WIB – 16.30 WIB dan melakukan kunjungan ke Panti Jompo Werdha yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Panti Asuhan Aisyah. Kunjungan kedua ini melaksanakan beberapa kegiatan seperti bernyayi dan menari bersama, heart to heart, serta membentuk tim yang terdiri dari tim U-Gen dan kakek/nenek sehingga semua yang hadir dapat menjadi satu keluarga. Pada tanggal 2 Juli 2013 Robin berangkat ke Kuala Lumpur sebagai salah satu delegasi Indonesia di acara Asian Youth Exchange 2013. Setelah kembali ke Indonesia, Robin kembali memepersiapkan dirinya untuk seminar proposal tugas akhir. Beliau sudah mulai mengikuti bimbingan tugas akhir sejak Oktober 2012. Semua beliau lakukan dengan penuh semangat. Belaiau harus benar-benar bisa membagi waktu. Seminggu setelah kembali ke Indonesia beliau langsung seminar proposal dan mendapat banyak masukan dari dosen pembimbing dan penguji. Ternyata masih ada sisa dana dari kegiatan ini dan sisa dananya kita gunakan untuk membagikan makanan sahur kepada orang-orang yang membutuhkannya. Nama kegiatan ini adalah “sahur on the road”. Semua berjalan dengan baik. Setelah sahur on the road selesai dilaksanakan, beliau benar-benar focus untuk penelitian dan mengolah data yang akan dipaparkan ketika seminar hasil. Banyak tantangan yang Ia hadapi, salah satunya adalah ketika tim Allight Village GPF datang ke Palembang dan mengajak untuk survey bersama. Benar, beliau memang sangat tertarik dengan kegiatan semacam ini tetapi harus mengingat tanggung jawab kepada orangtua. Beliau memilih untuk tidak ikut dan tetap focus untuk mengerjakan tugas akhirnya. Disamping itu, Robin masih tetap menjalankan kegiatan yang menurutnya tidak terlalu mengganggu penyusunan tugas akhirnya. Tepatnya pada tanggal 17 Agustus 2013 beliau menjadi coordinator pelaksanaan pembersihan sekitar sungai Musi (Jembatan Ampera) yang menjadi icon dari kota Palembang. Dengan nama kegiatan “Save Musi”. Ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membuktikan bahwa bangsa Indonesia harus emncintai tanah air dan lingkungannya sendiri, karena kalau bukan kita siapa lagi yang akan peduli untuk kelangsungan anak cucu kedepannya. Beberapa kali artikel atau tulisan dari Robin mengenai kegiatan-kegiatan yang beliau telah laksanakan masuk ke dalam media cetak lokal. Beliau berharap bisa terbit di media massa nasional nantinya. Setalah kegiatan ini selesai, Robin kembali focus ke tugas akhir dan pada awal Septembar 2013 beliau berhasil melangsungkan seminar hasil dan 2 minggu kemudian melakukan sidang sarjananya. Tepatnya tanggal 19 September 2013, beliau melaksanakan yudisium fakultas dan resmi menjadi Sarjana Sains lulusan Universitas Sriwijaya. Beliau akan wisuda pada tanggal 10 Oktober 2013 dengan predikat sangat memuaskan dan masa study 4 tahun 2 bulan. Orangtuanya sangat senang dan bangga mendengar kabar tersebut. Tetapi, pada hari wisudanya nanti hanya bisa dihadiri oleh mamanya saja karena berbagai hal. Pengalaman yang paling menarik adalah kesabaran, kemauan, kegigihan dan kejujuran menjadi modal utama Robin hingga beliau bisa menjadi sarjana pada saat ini. Setidaknya bisa membalas sedikit jerih paya orangtua selama ini dengan gelar yang baru. Kata-kata dari orangtua yang beliau ingat adalah walaupun tidak ada uang harus tetap sekolah dan capai cita-citamu sampai titik darah pengahabisa. Orangtua menjadi sumber semangat bagi seorang Robi. Niat yang tulus dari beliau untuk memberikan yang terbaik kepada orangtuanya tercapai. Sekarang saatnya beliau masuk ke dunia yang baru dan akan memiliki tanggung jawab yang lebih besar lagi. Semoga beliau tetap mempertahankan semangat dan kejujuran yang Ia miliki sebagai modal utamanya untuk meraih mimpi-mimpinya. Semoga cerita ini bisa menginspirasi orang-orang yang membaca.


Indralaya, 19 September 2013
Robinson Sinurat


Monday, 19 August 2013

U-Gen Palembang "SAVE MUSI"


U-Gen Palembang“SAVE MUSI
U-Gen adalah gerakan kepemudaan yang membawa visi One Family Under God (satu keluarga yang berkeTuhanan). U-Gen memiliki tiga pilar yaitu: Kerjasama antar umat beragama, penguatan hubungan keluarga dan membangun budaya untu saling tolong menolong/melayani. Tujuannya dari U-Gen adalah untuk menciptakan pemimpin yang memiliki moral dan inovatif untuk dunia yang aman, damai, dan sejahtera. Hari ini tepatnya pada tanggal 17 Agustus 2013 adalah HUT ke 68 RI. Dalam rangka memaknai  HUT ke 68 RI tersebut, U-Gen Palembang melakukan aksi kecil yang sangat bermanfaat bagi kehidupan bersama dengan tema “SAVE MUSI”. Jembatan Ampera dengan sungai Musi yang sangat indah adalah salah satu icon yang sangat terkenal di kota Palembang. Oleh karena itu, U-Gen Palembang memilih untuk melakukan service di sungai tersebut. Berasal dari daerah, suku, dan agama yang berbeda tetapi memiliki satu tujuan yang baik untuk kepentingan bersama. Bahkan banyak yang bertanya kepada saya kenapa saya cinta Palembang dan ingin membersihkan sungai Musi tersebut padahal saya berasal dari Medan. Dengan tegas saya menjawab, karena saya cinta Indonesia.


Kalau diperhatikan sekilas, jembatan Ampera dengan aliran sungai Musi tersebut tidak memiliki kekurangan suatu apapun karena sudah tertata dengan baik dan selalu ramai dikunjungi oleh pengunjung lokal maupun internasional. Tetapi, ketika kita lihat bahwa disekitar sungai Musi tersebut ternyata masih ada tempat yang sangat perlu untuk dijaga kebersihannya. Oleh sebab itulah, maka U-Gen Palembang memiliki tujuan untuk membersihkannya. Kami ingin membuktikan rasa cinta kepada bangsa dan negara dengan melakukan aksi ini. Mencintai dan melestarikan objek wisata yang ada khususnya di kota Palembang.

Dimulai pukul 08.00 WIB, U-Gen Palembang mulai melakukan aksi dengan membersihkan daerah tersebut. Daerah tersebut tidak jauh dari jembatan Ampera sehingga banyak orang yang menyaksikan. Kami juga berusaha mengajak warga yang berada di daerah tersebut untuk ikut bekerjasama membersihkan daerah tersebut. Tetapi, kesadaran masyarakat di daerah tersebut masih sangat kurang. Yang sangat mengharukan adalah ketika 2 orang anak kecil ikut bekerjasama dengan kita untuk membersihkan daerah tersebut. Akhirnya kita selesai melaksanakan service tersebut pada pukul 11.00 WIB.

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengajak masyarakat sekitar menjaga kebersihan, menjaga keindahan sungai Musi dan mengedukasi masyarakat sekitar bahwa hidup untuk orang lain itu sangat penting. Kegiatan ini sangat sederhana tetapi memiliki makna yang positif karena memiliki dampak yang besar untuk orang banyak.

Sungai bersih bukan hanya untuk masyarakat di sekitar tetapi juga ekosistem yang ada di sungai Musi. Bekerjasama tanpa mempermasalahkan perbedaan apapun menjadi kunci utama dari kegiatan ini. Bagi U-Gen di seluruh Indonesia, kita tidak perlu dana besar untuk membuat aksi, cukup kita sadar dan punya niat, semua akan terlaksana. Semoga dengan diaadakannya kegiatan ini, semakin banyak orang yang terpanggil untuk lebih peduli terhadap sesama dan lingkungannya.

Monday, 29 July 2013

Asian Youth Exchange 2013


Asian Youth Exchange (AYE) 2013 that was held on 2-5 July 2013 in Kuala Lumpur, really has a special meaning to me. It is because not all people open their hearts to join an event like this. In my opinion, this event was not just a forum that gathered youth from different countries but it was also giving a lesson with real evidence through action. 

This event began with a briefing to the participants about "One Family Under God (OFUG)". OFUG is when everyone in this world can live peacefully and happily, because helping each other makes us realize that all human beings are brothers and sisters and God's creation.


Then the event proceeded with the sharing of the people who have made changes in their area. Finally all participants plunged into the field to apply what they had in getting from the previous session. Living for others became the strength of what I was doing at the time. With a small action we have great expectations for the benefit of others.

The most valuable lesson is when it comes to help others without questioning religion or tribe. Thus, the lessons learned here are about OFUG that is actually realized. It is time for everyone to realize it. Do not make the difference that leads to a problem that resulted to a split. Therefore, the youth become one of the tools to perform such a change. Because, together we can change and where youth gather there be happiness.

Sunday, 7 July 2013

#CINTAjakarta

#CINTAjakarta

Acara CINTAindonesia #CINTAjakarta akan dilaksanakan pada tanggal 22-23 Februari 2013. Waktu tersisa 2minggu lagi, tapi dana belum ada sedikitpun. Awalnya aku berfikir kalau aku tidak akan mengikuti acara ini. Namun, ketika bertemu dengan teman2 seperjuangan (Agus, Dian, Tian dan Riska) akhirnya kita putuskan untuk mengajukan proposal ke kampus. Pada hari itu juga, kita langsung buat proposal dan mengatasnamakan organisasi yang aku pimpin dan langsung minta tanda tangan dekan di fakultasku. Hari itu itu juga, surat langsung di proses di rektorat. 3 hari kemudian, aku dan Agus dipanggil oleh pihak rektorat dan ditanya apa saja yang sudah kami lakukan selama ini untuk kampus karena kami sering keluar mengikuti acara. Agus langsung menjawab kalau beliau dapat beasiswa dan disponsori. Saya menjawab kalau saya baru 2kali dapat bantuan dari kampus dan tidak banyak. Aku bertanya dalam hati, kenapa harus kami? Pdahal bnyak mahasiswa2 lain yang bnyak menggunakan dana kampus dan tidak memiliki aksi. Oke, tetap berfikir pisitif aja. Akhirnya kami jawab kalau kita udah buat acara Interfaith Youth Forum 2012 d Palembang dan telah mengundang Rektor. Tetapi, ketika itu Rektor tidak bisa hadir. Kemudian kita juga ikut berperan dalam acara CINTAindonesia Palembang dan dihadiri oleh Pembantu Rektor IV. Bulan April nanti kita juga akan ikut serta dalam acara Global Peace Volunteer Camp dan banyak lagi kegitan kecil yang kita ceritakan. Setelah itu, barulah pihak kemahasiswaan mengerti. Proposal kita mendapat jawaban dan hanya mendapat bantuan full untuk 1org saja. Aku dan Riska kembali bertemu sore hari dengan Pembantu Rektor III untuk mengajukan banding. Hehehe. Tetapi, tetap kita hanya mendapat dana itu saja. Akhirnya, kita berembuk kembali siapa saja yang akan berangkat. Diskusi menghasilkan yang berangkat itu hanya Aku, Riska dan Tian dengan menggunakan bus agar dananya mencukupi. Karena dana dari kampus tersebut belum cair, kita harus mencari pinjaman terlebih dahulu. Kebetulan uang Ayah Mb Deslina masih ada aku pegang (uang refund tiket mb Des ke Jakarta ketika itu). Aku kangsung izin ke Tian dan Riska untuk brangkat dluan. Kali aja tmen2 Jakarta membutuhkan aku dsna. Dengan semngat 45aku berangkat naik bus ke Jakarta. Wew..sangat membosankan naik bus sendiri. Perjalanan masih jauh sedangkan pinggang sudah sakit dan tidak ada teman yang cocok diajak berbicara. Wahhh...berharap cepat2 tiba di Jakarta. Keesokan harinya aku tiba di Jakarta dan merasa lega (serasa lepas dari masalah). Aku langsung hubungi Pandu dan tanya apa yg bisa aku bantu. Ketika itu belum ada yang harus dikerjakan. Keesokan harinya, aku bertanya kepada Tian dan Riska jam berapa berangkatnya. Ehhh,,,ternyata mereka tidak jadi berangkat karena tidak ada uang. Sedangkan Pandu tidak mencari volunteer lagi karena tau mereka bakal datang juga. Aku juga tidak bisa memaksakan mereka dan akhirnya hanya akulah satu-satunya volunteer dari Palembang. It's ok. Hari Kamis siang, aku dan Pandu menjemput teman-teman panitia dari luar kota di Gambir. Wahh..aku bertemu dengan anak-anak alumni SUSI RPA2012 (Agus, Pandu, Michelle, Tata, Armazy, Ron, Dommi, Jijo, Linda, Anita, Rahmat, Agung, Tini, Christine, Zia, Muhibi, dan Puput). Walaupun sebelumnya sudah banyak yang aku kenal. Malamnya, kita rapat dan pembagian tugas untuk hari Jumat. Akhirnya kumpul deh semua anak-anak SUSI RPA2012. Pada malam itu juga, ada beberapa anak SUSI RPA 2013 yang hadir (Dana, Hetty, Melati dan Fatimah) dan kak Febe SUSI 2011. Wah..aku serasa anak SUSI ya. Hehehee. Karena udah bnyak yang aku kenal, aku tidak merasa canggung lagi. Kita bagi tugas dan semua kelar. Hari pertama CINTAindonesia #CINTAjakarta pun dimulai. Kita berangkat ke @atamerica dengan penuh semangat. Acara demi acara dimnulai dan semua berjalan dengan baik. Walupun ada hal-hal kecil yang kurang. Hehehe. Sebelum acara berakhir, aku tiba2 sakit perut dan mood pun kurang baik. Tidak tau kenapa perut aku waktu itu sakit bangett (curhat). Aku berusaha untuk tetap senyum. Hahaha. Ternyata aku mendengar anak-anak menyebut nama mba Prima. Ketika mendengar itu, aku teringan dengan cerita Agus, mb Des dan mb Trida. Aku mencari waktu yang tepat untuk bersalaman dengan mba Prima. Akhirnya bersalaman juga. Hehehe. Salam kenal ya, mba Prima. Stelah acara panitia makan di Pacific Place dan aku pun tidak bisa makan karena perut sangat sakit. Ketika itu, aku baru mengetahui kegilaan dari Jijo. Hahaha. Oke, hari pertama selesai kita fokus untuk hari kedua. Hari kedua tidak mengecewakan. Aku pribadi sangat senang karena udah mulai dekat dan saling mengenal dengan para peserta. Aku senang bisa mengenal mereka-mereka yang punya semnagat untuk Indonesia lebih baik. Keletihanku sejak berangkat dari Palembang hingga hari kedua CINTAindonesia #CINTAjakarta terbayar sudah ketika acara sukses. Punya team yang luar biasa yang membuat aku tidak bisa berkata-kata saat evaluasi. Aku hanya bisa mendengar malam itu. Tidak sia-sia kedatanganku untuk acara ini karena aku dibutuhkan ketika itu. Aku senang bisa mengenal kalian smua. Ditambah lagi bertemu dengan duta interfaith dari masing-masing kota. Semoga 5 orang duta interfaith dari masing-masing kota dapat menyebarluaskan toleransi antar umat beragama dan dapat melakukan aksi yang mendukung serta membuat Indonesia lebih baik lagi. Selamat buat kalian yang telah terpilih. Aku juga bertemu dengan teman baru sebagai panutia ketika itu. Ada Masni, Afu, Bli Adi dan Ogi. Nice to meet you all guys. Acara berakhir dan aku mendapat telpon dari Sukabumi (kakak) menyuruh untuk datang kesana. Aku tidak punya rencana ini sebelumnya. Tapi, tidak masalah. Aku usahakan semaksimal mungkin. Akhirnya, minggu malam aku berangkat dari Jakarta dan tiba di Sukabumi hari Senin pukul 01.30 pagi. Aku langsung kerumah kakak dan sekitar pukul 6sore aku ke rumah kakak yang satu lagi hingga pukul 9malam. Besok paginya (Selasa) aku berangkat lagi ke Jakarta untuk membahas sedikit mengenai acara Global Peace yang akan dilaksanakan di Palembang bulan April nanti. Maklum karena tidak terlalu paham Jakarta, perjalanan yang seharusnya hanya 10menit saya dibawa keliling2 oleh supirnya hingga sejam. Itu semua karena Bpk supirnya lupa menurunkan saya. Wahhh..tidak masalah kalau koindisi fit. Tapi, ketika itu badan ini rasanya mau remuk. Akhirnya sampai juga di kantor Global Peace Jakarta dan langsung ketemu dengan orang-orang luar biasa yang udah aku kenal sebelumnya. Rasa kesal tadipun hilang begitu saja. Ehehehe. Nah, ini dia masalahnya. Aku harus pulang ke Palembang hari ini (Rabu) karena hari Kamis aku harus kuliah. Aku tidak mau naik bus kalau sendiri dan waktu juga tidak mendukung untuk naik bus karena mau kuliah esoknya. Harga tiket pesawat mahal sedangkan aku tidak punya uang. Mau tidak mau, aku lagsung memesan tiket jam 8malam. Karena itulah yang paling murah dan uang di atmku habis total. Semoga dana dari kampus segera cair dan aku bisa bayar utang ke Ayah mba Des dan aku punya uang pegangan. Sekarang aku lagi di waiting room Soekarno Hatta. Aku tulis ini sebagai kenangan untuk CINTAindonesia. Maaf kalau ada kesalahan kata dan tidak menyebutkan semua nama yang ada ketika itu :)

GPV Camp 1.15 Palembang


Global Peace Volunteer Camp 1.15 Asia Pacific Regional Camp

Kegiatan camp dengan thema “Young People Making Change” yang telah 14 kali berlangsung di Indonesia dibawah naungan Global Peace Festival Indonesia Foundation (GPFIF) ini biasanya diadakan di Pulau Jawa. Tetapi, pada camp yang ke 15 ini diadakan di luar pulau Jawa yaitu Pulau Sumatra tepatnya di kota Palembang Sumatera Selatan dan merupakan camp regional pertama kali di Indonesia yang mempertemukan pemuda-pemuda terpilih dari Indonesia, Malaysia, Filipina dan Amerika. Panitia berasal dari Universitas Sriwijaya yaitu Heru Darmawan (FKIP-Bahasa Inggris), Robinson Sinurat (FMIPA-Fisika), Marisa Mizi Sasmita dan  Metha Ayu Sugianto (FISIP-Administrasi Negara).

Panitia GPV 1.15 Palembang (Marisa, Robinson, Heru, Metha)

Kegiatan ini berlangsung sejak tanggal 20-23 Mei 2013 di Hotel Grand Malaka Palembang. 22 pemuda terpilih dari 4 negara tersebut mengikuti seluruh rangkaian acara. Acara ini dimulai sejak tanggal 20 Mei 2013 yang dibuka oleh program director pemuda untuk Indonesia yaitu Shintya Rahmi Utami dan dilanjutkan dengan sesi perkenalan oleh masing-masing peserta.

Peserta U-Gen seminar di Universitas Sriwijaya

Hari kedua dilakukan seminar internasional di Universitas Sriwijaya yang betemakan “Moral and Innovative Golbal Leaders” dimana pada pagi harinya para peserta diawali dengan sesi diskusi. Seminar yang diadakan di Universitas Sriwijaya tersebut merupakan rangkaian dari acara camp regional ini. Peserta seminar sebanyak 80 orang yang berasal dari Universitas Sriwijaya serta 22 mahasiswa yang terpilih untuk kegiatan camp tersebut. Pembicara seminar yaitu, Goris Mustaqim dari Indonesia, Yejin Bae dari Korea serta Mr.Nicholas Lee dan Ms.Yor Ching dari Malaysia. Kegiatan seminar disambut baik oleh pihak universitas yang disampaikan langsung oleh Bapak Ahmad Muslim, Ph.D. selaku Pembantu Rektor IV Universitas Sriwijaya pada saat pembukaan seminar tersebut. Seminar berjalan dengan baik dan sekaligus Launching United Generation (U-Gen).

Ms. Yor Ching menjelaskan tentang One Family Under God (OFUG)

Hari ketiga dimulai dengan penjelasan “One Family Under God (OFUG)” oleh Ms.Yor Ching. OFUG ketika semua orang di dunia ini bisa hidup damai dan bahagia, saling tolong menolong karena menyadari semua manusia itu adalah bersaudara dan makluk ciptaan Tuhan. Untuk mencapai visi tersebut Global Peace Festival (GPF) memiliki tiga pilar yang dijelaskan oleh Ms. Yor Ching adalah mengenai service (hidup untuk orang lain), interfaith (kerjasama antar umat beragama) dan family (penguatan di keluarga). 3 pilar ini menjadi topik yang sangat menarik dan membuka pemikiran kita tentang apa arti dari hidup ini. Setelah sesi ini dilanjutkan dengan pemaparan oleh Mr.Nicholas tentang true loveTrue love adalah kita mencintai orang lain tanpa mengharapkan balasan atau imbalan. Kita tulus dan iklas membantu, mencintai sesama. Sama halnya dengan kita mencintai orangtua, adik, saudara, teman. Pada hari ketiga ini kita juga peserta membuat grafik tentang kehidupan masing-masing untuk kembali mengingat dan merefleksikan kehidupan kita sebelumnya hingga saat ini dan dilanjutkan dengan sesi herat to heart.

Mr. Nicholas Lee menjelaskan tentang True Love

Karena hidup tidak selamanya bahagia dan tidak selamanya menderita. Oleh karena itu, dibutuhkan teman untuk berbagi dan menceritakan tentang grafik kehidupan yang telah di gambarkan pada kertas tersebut. Pada sesi ini, satu sama lain harus bisa menjaga rahasia. Banyak hal yang bisa kita abil dari pengalaman orang lain dan sebaliknya. Dari setiap cerita yang ada, begitu banyak yang menginsiprasi. Malam itu ditutup dengan acara kebersamaan yaitu menampilkan drama masing-masing kelompok tentang One Family Under God. Keesokan harinya mendengarkan teori tentang One Family Under God dan melakukan tanya jawab, tetapi pada hari keempat ini seluruh peserta langsung diajak untuk terjun langsung ke lapangan atau langsung melakukan aksi. Dimulai degan suatu permainan yang disebut dengan Unity Ball. Pada permainan ini kita semua diajarkan untuk bisa menahan diri atau tidak egois, sabar, kerjasama dan tentunya saling mendukung. Setiap orang harus bisa menempatkan diri, sehingga untuk menjadi seorang pemenang itu harus bisa melakukan beberapa hal tersebut.

Kunjungan dan service di SLB-A PRPCN Palembang
Kita lakukan kunjungan dan service  langsung ke Sekolah Luar Biasa A Penderita Cacat dan Tuna Netra (SLB-A PRPCN) di kota Palembang. Melakukan service langsung di SLB-A tersebut sangat menyadarkan kita bahwa kita harus lebih bersyukur lagi dengan apa yang kita miliki sekarang ini dan bisa memanfaatkan apa yang ada pada diri kita sekarang ini. Kunjungan ini juga menjelaskan kepada kita bahwa manusia harus hidup saling peduli dan berbagi. Banyak manfaat yang kita dapatkan dari camp ini.

Peserta, panitia, dan beberapa pembicara Global Peace Volunteer Camp 1.15

26th ASEAN GAMES, INDONESIA -- Robinson Sinurat

SEA GAMES 2011


Semuanya dimulai dari keinginan,usaha dan semangat. Aku sama sekali tidak mengerti apa itu LO (Loisson Officer) , apa itu enaknya nonton opening and closing sea games. Tetapi, pemikiran itu berubah seketika ketika salah seorang dari kakak (my sista Rainy) menawarkan padaku untuk ikut seleksi LO. Aku bilang aku belum siap karena bahasa inggrisku masih bekum baik dan aku juga sama sekali belum terpikir kedepannya gimana atau masih samar-samarlah. Jadi,aku putuskan untuk tidak ikut seleksi. Ketika waktu untuk acara opening sea games sudah dekat, banyak orang yang membahas hal itu. Mulai dari harga tiket hingga bintang tamunya. Kemudian masalah wisma atlet yang sering disiarkan di TV. 

Akhirnya aku memiliki keinginan untuk berpartisipasi dalam sea games tersebut. Setidaknya aku bisa menonton dengan gratis. Aku mencoba mencari info kesana-kesini. Bahkan, aku bilang aku mau jadi OB (Office Boy) supaya aku bisa nonton dan dapat duit juga. Hehehe.. ehh..ternya ta aku dapat info dari teman satu jurusanku untuk jadi pagar ayu dan pagar bagus di acara opening and closing. Info tersebut aku dapat hari terkahir pendaftaran. Aku tidak mempermaslahkan bayaran dan aku langsung daftar. aku kasih tau juga info ini sama turangku (saudara perempuanku) namanya Caharina. Akhirnya kami pun daftar (4 November 2011). 
             
Satu hari kemudian, aku dapat info kalau pagar ayu dan pagar bagus yang lulus seleksi dipanggil melalui telepon ataupun email. Ternyata aku tidak dapat panggilan darimanapun. Aku terdiam sejenak dan merasa tidak lulus (dalam hati aku berdoa supaya aku bisa lulus). singkat cerita, sore harinya turang Charina sms aku dan bilang kalo dia lulus. dia di telepon dan disuruh datang untuk registrasi ulang. Aku bilang aku belum ada panggilan. Kemudian, aku cek email (kebetulan aku lg dirumah teman sejurusan namanya Krismanto). Wew, ternyata aku dsuruh datang dan dtunggu sampai sore. Sedangkan aku ngecek email udah sore. Aku bingung harus gimana. Aku datang kerumah tur cahrina dan minta nomor panitia yang menghubungi dia dan langsung aku telfon. Ternyata, kuota untuk pagar bagus (laki-laki) udah penuh karena aku ga datang sampai sore itu. aku bilang aku baru baca emailnya barusan, jadi tidak tau. Akhirnya aku disuruh datang malam itu juga karena mereka sampai pagi disana untuk prepare semuanya. Tapi, aku hanya dijadikan waiting list. Hmm..aku tidak patah semngat. Aku berdoa dalam hati supaya aku bisa lulus dan bukan jadi waiting list. Akhirnya, kami berangkat malam itu juga. Kira-kira jam 7 kurang (malam), kami berangkat ke jakabaring dan sampai disana jam 8 malam. Wow..kami registrasi dan akhirnya dibagi masing-masing tim. Aku jadi usher dan tur cahrin jadi devile. Hehehe..sesuatu yaa  karena semangatku, aku pun jadi salah satu panitia di opening and closing sea games 2011 di Palembang. kalau saja kami tidak datang malam itu, kata panitia kami bakal di eliminasi. Memang benar kata pepatah, dimana ada kemauan disitu ada jalan. Hehehehe.. 

Setelah registrasi, kami bingung mau nginap dan pulang naik apa. Untung ada salah satu panitia yang kebetulan punya mobil dan ingin pulang (mb dian). Kami diajak pulang bareng dan diantar ketempat masing-masing. Aku ga tau mau nginap dmna. Tapi, Tuhan tunjukkan jalan buatku dan aku bisa nginap di STY. Aku ga nyangka aja bisa nginap dsna. Hmm..thx God J. Aku menjadi usher (penerima tamu). Orang-orang pasti anggap sepele dengan usher. Tapi, aku ga peduli dengan anggapan orang. Aku terpilih aja udah bangga banget. Acara sea games termegah gito lho..hhehehe :P setelah beberapa hari latihan dan pembagian kelompok, sangat capek. Bkan capek karena kesana-kesini tapi karena menunggu dalam waktu yang lama. Semakin lama semakin aku sadari kalau jadi usher itu sangat asyik. Knp?? Bisa nonton opening dan closing gratis (yang seharusnya bayar dari harga 250rb samapai 2jt rupiah), trus dapat pakaian dan sepatu gratis dan makan gratis juga. Hehehhee..dan yang paling enaknya bisa kesana-kesini, keluar masuk stadion karena punya Id Card. 

Tapi, diantara semuanya itu, yang paling membuat aku senang adalah aku bisa liat artis-artis papan atas, pejabat-pejabat Negara secara langsung  bahkan sangat dekat di depan mata. Selama ini, aku belum pernah jumpa dengan penyanyi yang luar biasa dan sangat energik (menrutku) yaitu Agnes Monica. Di sea games inilah aku bisa melihat dia. Dia memang cantik dan perfect menurutku (hmm..andai aja dia jadi pacarku,,haahaha J). Kemudian masih banyak yang lain seperti Nirina Zubir, Indra Bekti, Judika, Joy Tobing, Ello, Sherina, Putri Ayu, Afgan, Nidji, Helmy Yahya, Susi Susanti, Andi Malarangeng, Ayu Ting-Ting dan lainnya. Aku sudah lihat mereka dan bersalaman dengan sebahagian dari mereka. Itu semua karena aku jadi usher. Kebetulan tempat untuk berkumpul para usher ada di dekat ruangan artis-artis. Yang disayangkan aku tidak bisa mengabadikan moment ini karena aku ga punya kamera L maklum masih belum punya duit. Hehehe..tapi, ga uruslah,boy…..yang penting aku bisa ikut brpartisipasi di acara bergengsi ini. Karena merupakan acara Sea Games termegah selama 25 kali adanya Sea Games yang udah berlalu. Menikmati pesta kembang api yang sangat spektakuler. Pokonya asyyikkkk lah J. Banyak pengalaman yang aku dapat dari prosesku ini, mulai dari capek,bosan,malas,nagntuk,kelaparan (karena trkadang telat), panas,jengkel. Tapi, semuanya itu terbanyar lunas ketika opening dan closing yang luar biasa. Aku juga memiliki teman-teman yang baru. Karena TIM USHER sangat kompak dan bersahabat. Aku pasti merindukan suasana yang seperti ini lagi. Dimana, kami sebagian besar berasal dari daerah yang berbeda-beda dan punya ciri masing-masing. Perbedaan itu tidak menjadi penghalang untuk kami menjadi satu, hehehee..love you all tim usher. Oyaaa..hampir lupa, sehari sebelum penutupan aku pulang agak larut karena ada GR. Sebenarnya aku dah pulang lebih awal, tetapi karena tim devile masih latihan, jadi akudan kak friska (tim extras) menunggu tur charin sampai selesai . Hingga kami pulang larut malam. Aku tidak tau mau pulang naik apa, sedangkan tur charin dan kak friska udah ada tebengan. 

Mereka tarik tiga naik motor dan aku cari tupangan yang lain. Finally, kami semua bisa pulang. Ternyata, sampai di tempat aku menginap,  mereka sudah tidur dan kunci pintu (aku ga mau ganggu karena aku menumpang disitu). Akhirnya aku sms tman tur cahrin yang membawa mereka tadi untuk nginap dirumah dia. Dia kasih izin dan aku nginap dsana. Untung aja dia kasih izin. Thx ya Tania J. Satpam oun menutup pagar dan aku kerumah teman yang tadi. Ternyata, orng tua teman tadi sangat care. Smua disediain, mulai dari tmpat tdur hingga sarapan pagi esoknya. Pagi hari aku pun pulang ke tempat aku menginap dan jumpa dengan pemiliknya dan bertanya ‘baru pulang ya?’ aku jawab tidak. Tadi malam udah dtg, tapi agak larut jadi ga enak aja ganggu. Dan aku langsung masuk kekamar. Tuhan..maksih buat semuanya yaaa J J J…siangnya kau berangkat bareng teman tadi kejakabaring dan  malam nya aku djemput oleh Nanda (anak Bukit) dan menginap dirumahnya. Paginya aku pulang dan diantar sampai tempat menunggu bus ke kampus. Aku kirain kalo kami bakal bareng ke indralaya (kampus dan kosan). Ehh..ternyata tidak. Padhal aku ga mandi. Aku naik travel karena lama nunggu bus. Travel ini muter-muter padahal aku pengen cepat karena mau MID eksfis. Hmm..aku turun dan langsung naik bus kampus. Sesampainya dikampus udah jam 8 kurang. Aku ga berani pulang ke kosan untuk mandi karena takut telat dan aku belum ada belajar maksimal karena bahan tinggal dikosan dan  prepare untuk sea games trsebut. Finally, aku ga mandi dan aku kasih tau teman-temanku. Hehehehe..aku blajar sebentar dan langsung ujian. Yaaahh..semoga aja hasilnya baik. Pengalaman ke kampus ga mandi dan sangat bauk. Hahahaa..tapi, semua itu jadi kenangan bagiku. Karena pengalaman ga bisa dibeli. Hmm..aku dapt kesimpulan dari yang aku alami ini, bahwa untuk mencapai sesuatu itu buth pengorbanan. Keinginan, kesabaran, kerja keras dan semangat adlah kunci utamanya dan tentunya didukung dengan doa. Finally, hidup adalah piliha. Jika kita pilih sukses, maka kita akan sukses dan sebaliknya. Semoga bermanfaat.. (y)