Saturday, 13 August 2016

AKSI NYATAKU UNTUK INDONESIA

Perjalananku kali ini tidak hanya untuk travelling tetapi juga untuk menyapa dan menginspirasi siswa-siswa dan masyarakat di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Pada bulan Desember 2015 yang lalu, aku terpilih mengikuti program #MenyapaNegeriku dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Indonesia. Aku menjadi salah satu diantara 44 orang terpilih dari 47.523 pendaftar se-Indonesia.

Kurang lebih empat jam perjalanan dari kota Ende, tibalah di tempat yang dinantikan yaitu Dusun Wolobetho. Disambut dengan tarian khas masyarakat Ende yaitu tari Gawi. Daerah yang tidak memiliki listrik dan sangat sulit mendapatkan sinyal telekomuniaksi ini sungguh mengharukan. Miris melihat siswa-siswa yang tidak memakai sepatu, pakaian sekolah yang kotor, rambut kembang keras yang mungkin jarang dicuci ataupun disisir dan gedung sekolah yang kurang layak untuk belajar. Aku lakukan tugasku dengan sepenuh hati. Menginspirasi mereka dengan menceritakan mimpi dan perjuanganku sebagai seorang anak peatni biasa untuk mendapatkan beasiswa ke Amerika Serikat (info: http://news.okezone.com/read/2015/08/15/65/1196750/wujud-mimpi-anak-petani-ke-amerika)

Siswa-Siwi SD Feori Dusun Wolobetho

Tinggal beberapa hari di tempat ini menjadi kepuasan batin tersendiri bagiku. Aku bahagia karena aku masih bisa berbagi dan menginspirasi anak-anak dan warga yang ada di sana supaya memiliki mimpi yang besar untuk meraih cita-citanya. Mereka begitu bahagia ketika aku bercerita tentang semua pengalamanku selama ini.
Menginspirasi Siswa-Siswi SMK N 6 Wolobetho

Setiap harinya hingga tengah malam aku dan teman-teman yang lain masih bercerita dengan masyarakat dan kepala sukunya. Dari setiap perbincangan inilah aku mendapatkan ilmu baru. Mulai dari adat istiadat atau budaya, makanan khas, potensi daerah, dan sistem pendidikan di sana. Aku sadar bahwa aku tidak bisa menginjakkan kaki di Amerika tanpa Indonesia. Aku bukanlah apa-apa tanpa Indonesia. Oleh sebab itu, aku harus melakukan aksi nyata untuk bangsaku. Melihat situasi dan kondisi yang ada di tempat ini, muncullah ide untuk membuat program "Buku Untukmu #Ende". Program ini adalah program pengumpulan buku ini dari orang-orang yang ingin mendonasikan bukunya. Tujuannya adalah untuk membuat sebuah perpustakaan desa (info: http://news.okezone.com/read/2016/04/29/65/1376083/kumpulkan-buku-demi-bangun-minat-baca-di-ende)
Poster Buku Untukmu #Ende

Aku semakin bersyukur dan bahagia lagi ketika aku memiliki kesempatan untuk mengunjungi daerah wisata alam di sana. Ada danau tiga warna yang dikenal dengan danau Kelimutu dan keindahan pantai Enabara Maurole yang belum pernah tersentuh oleh tangan manusia dan memiliki hamparan pasir putih serta air laut yang jernih. Kemudian peninggalan sejarah yang tidak bisa dilupakan oleh bangsa Indonesia yaitu Rumah Pengasingan Bung Karno dan tempat perenungan butir-butir Pancasila oleh Bung Karno tepat di bawah pohon Sukunnya. 

Rumah Pengasingan Bung Karno

Perjalanan ini memberikan pelajaran luar biasa bagiku, diantaranya untuk selalu bersyukur dan mengajarkanku hidup untuk kebaikan orang banyak. Selain itu, aku mengetahui bahwa ada kekayaan Ende yang luar biasa dan tak ternilai harganya. Aku semakin bangga dan jatuh cinta pada Indonesia.

Program Buku Untuk #Ende telah berlangsung sejak akhir Desember 2015 hingga February 2016. Terkumpul lebih dari seribu buku dari para donator yang berasal dari bebagai kota di Indonesia. Setelah itu, saya kembali melakukan kampanye pengumpulan dana untuk pengiriman buku serta pembelian alat-alat untuk perpusatakaan. Pada pertengahan Mei 2016, dana terkumpul dari para donatur dan akhirnya pada awal Juni 2016, Dusun Wolobetho, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur telah memiliki sebuah perpustakaan desa. Aksi kecil harapan besar untuk anak-anak di Ende. Untuk Indonesia yang lebih baik.

Siswa-Siswi di Dusun Wolobetho

Peresmian Perpustakaan Dusun Wolobetho

TAKE ACTION AND MAKE DIFFERENT!

No comments:

Post a Comment