Akhirnya punya waktu juga untuk menuliskan pengalaman mulai
dari persiapan pendaftaran dan interview beasiswa Lembaga Pengelola Dana
Pendidikan (LPDP). Well, today is my last day for summer class. Yeah, bye
summer 2016. I can’t wait for the fall term 2016!
Aku mengetahui adanya beasiswa LPDP sejak akhir tahun 2014.
Ketika itu sudah ada beberapa teman yang aku kenal menjadi awardee beasiswa
dari pemerintah Indonesia ini. Bangga rasanya bahwa Indonesia sudah mampu
menyekolahkan putra-putri terbaiknya ke jenjang yang lebih tinggi baik di dalam
maupun luar negeri. So, aku juga tidak mau sia-siakan kesempatan berharga ini.
Aku mulai cari tahu syarat-syarat apa saja yang dibutuhkan.
Aku tidak perlu jelaskan apa saja yang syarat-syarat tersebut. Sudah sangat
lengkap di websitenya LPDP (
http://www.lpdp.kemenkeu.go.id).
Ya, inilah hal yang pertama yang aku lakukan sebelum melangkah ke tahap
berikutnya.
Setelah mengetahui apa saja yang diperlukan, aku temukan
beberapa hal yang belum aku punya. Diantaranya adalah nilai TOEFL/IELST/iBT,
jurusan dan kampus tujuan. Untuk syarat-syarat lainnya menurutku sudah bisa aku
amankan. Sejak itu, aku mulai bertanya pada diriku jurusan apa yang terbaik
untuk masa depanku dan pastinya sesuai dengan passionku. Cari tahu dan gali tentang jurusan
tersebut dan akhirnya aku temukan apa yang hendak aku ambil. Setelah itu, baru
aku cari kampus terbaik yang benar-benar menyediakan jurusan dan ilmu yang
ingin aku pelajari.
Sembari mencari jurusan dan kampus tadi, aku juga
perlahan-lahan menyelesaikan form LPDP secara online, termasuk beberapa essainya. Pelajari
lagi jurusan dan kampus yang ingin aku ambil dan aku mulai membuat essai
terakhir yaitu rencana studi. Personally speaking, tidak terlalu sulit bagiku
untuk menuliskan essai rencana studi ini karena aku sudah mencari tahu
sebelumnya tentang apa yang ingin aku capai di studyku nantinya. Form selesai!
Aku mulai focus ke score TOEFL/IELTS/iBT. To be honest, aku
belum paham sedikitpun tentang apa itu IELST dan iBT. Kalau TOEFL sudah sangat
familiar bagiku. Aku coba ambil test TOEFL untuk pemanasan yang berharap bisa
tembus 550, tetapi tidak mencapainya. HAHA. But, aku tidak menyerah sampai
disitu saja. Aku coba cari tahu dari orang-orang yang udah lolos beasiswa ini,
baik yang sudah berangkat ataupun yang masih ada di Indonesia saat itu. Dari
hasil diskusi dan berbincang-bincang dengan mereka, akhirnya aku temukan
jawaban bahwa lebih baik mengambil IELTS/iBT langsung supaya bisa daftar
sekaligus, baik ke LPDP maupun ke kampusnya. Tapi, butuh persiapan yang matang
karena biaya testnya mahal. Iya, MAHAL!
Diantara IELTS dan iBT, aku lebih memilih IELTS. Belajar
IELTS, awalnya kaget karena tidak bisa mengikutinya. Maklum, English yang sangat
minim dan pas-pasan. Aku tidak menyerah begitu saja. Latihan dan latihan adalah
kuncinya. Rasa malas selalu datang menghampiri. Kadang latihan serius dan
kadang tidak. Begitulah awal-awalnya hingga pada satu titik aku merasa kalau
aku sudah banyak melewatkan kesempatan-kesempatan untuk mendaftar LPDP. Aku
test IELTS dan selalu gagal. Yah, wajar sih karena emang belum mampu. Doa udah
merasa kuat tapi usaha masih kembang kempis. LOL
Setahun sudah berjalan, tepat bulan Desember 2015 (tepat
banget setahun mulai persiapan akhir 2014). Aku benar-benar berdoa dan berusaha
semampuku. Aku test IELTS untuk yang keempat kalinya. FINALLY, I MADE IT! THANK
GOD! Menurutku, Tuhan melihat usaha dan perjuanganku selama ini. Tuhan kasih
jalan untukku. LOLOS IELTS!!! Hehe. Jadi, kalian yang yang udah coba beberapa
kali belum lolos, coba terus yaa. Jangan sampe patah semangat. Usaha dan doa
(Ora et Labora). Itu bener banget!!! Apalagi bagi orang seperti aku yang tidak memiliki
background English yang baik. Harus..kudu..semangat dan sadar diri akan
kemampuan yang dimiliki.
Januari 2016, aku apply LPDP. Lolos administrative dan
melangkah ke tahap interview. WOW! Bahagianya luar biasa walaupun masih lolos
administrative. Iya dong, bayangin aja udah dari akhir 2014, lolos
administratifnya baru awal tahun 2016. Sabar dalam berjuang untuk mecapai
cita-cita. Asikk...
Dag—Dig—Dug—mulai menghampiri hati ini. Kenapa ga dag dig
dug, background pendidikan aku ga sesuai dengan apa yang aku ambil untuk
program master nanti. Aku lulus dari Jurusan Fisika Universitas Sriwijaya dan
akan pindah ke jurusan social. Iya, aku ambil jurusan social untuk masterku.
Seperti halnya mengenai toefl, aku mulai mencari tahu
info-info dari penerima beasiswa LPDP. Setiap bertemu siapapun itu pasti aku
tanya. Kenal atau tidak itu masalah nanti. At least dapat info. Dari bertemu
secara langsung dan melalui sosial media, aku mendapatkan banyak informasi
mengenai interview untuk LPDP. Aku tidak mau ketinggalan info, aku juga
langsung datang ke CSO LPDP kalau aku punya waktu luang. Bertanya, bertanya,
dan bertanya. Persiapan, persiapan, persiapan. Seperti kata pepatah “Persiapan
yang baik adalah kunci keberhasilan, tanpa persiapan yang ada hanya kegagalan”.
I couldn’t agree more!
Dari banyak info yang aku dengar dan baca mengenai interview
LPDP, ada beberapa hal yang sangat kena dan pas banget denganku; be yourself,
jujur dan apa adanya (jangan fake), serta banyak doa. Iya, dari semuanya itu
menurutku ketiga hal inilah yang menjadi kuncinya. Tidak perlu menjadi orang
lain, tidak perlu berpura-pura dan jangan pernah melupakan kuasa Tuhan. Karena
mau bagaimanapun, Tuhan lah Yang Maha Segalanya.
Beberapa hari sebelum interview, aku belum sangat yakin
dengan apa yang aku miliki. Aku terus berdoa dan meminta petunjuk dariNya. Pada
waktu itu, aku dapat masukan lagi dari seorang teman yang juga akan melakukan
interview. Dia menyarankan aku untuk lebih focus lagi ke jurusan dan kampus.
Kenapa ingin ke sana, apa yang ingin digali dan dipelajari di sana, dan kenapa
jurusan dan kampus itu serta apa manfaatnya untuk Indonesia. Ketika itu, aku
merasa kalau aku sudah persiapan dengan baik. Tapi, ketika latihan jawabanku
itu masih biasa aja. Wahh, aku mencoba lagi mencari tahu dan pelajari supaya
aku tidak sama dengan kebanyakan orang.
In the end, aku putuskan untuk langsung datang dan bertanya
ke kemeneterian yang sesuai dengan rencana studi aku. Aku tidak kenal siapapun
di kementerian itu. Tetapi, niatku baik dan ingin bertanya langsung mengenai
apa yang dibutuhkan oleh Indonesia saat ini. Aku ingin menjadi salah satu orang
yang semoga bisa menyelesaikan tantangan tersebut. THANK GOD, aku bertemu
dengan orang-orang yang sangat mendukungku. Mereka kasih banyak masukan dan jelaskan
dengan sabar kepadaku. Inilah salah satu modal terbesarku ke interview session.
Interviewku berlangsung dengan tengang pada awalnya karena
memang sudah mendengar kabar dari teman-teman di group bahwa mereka habis
dibantai. Akupun pasrah dan berserah. Oh ya, mulai tahun 2016 ada peraturan
baru dari LPDP bahwa yang mengambil master ataupun doktor ke luar negeri untuk semua
sesi baik itu Leaderless Group Discussion (LGD), Essay on the Spot dan
interview menggunakan English. Mental harus benar-benar siap bro! Namanya juga
mau ke luar negeri kan. HEHE
Tanpa basa basi aku langsung disambut dengan enam atau tujuh
pertanyaan sekaligus. Aku sudah lupa apa saja pertanyaan itu. Kalau
dipikir-pikir, untuk menghafal pertanyaannya saja sudah lelah, apalagi
menjawabnya. Wkwk. However, aku bisa jawab dengan sedikit tengang dan bicara agak
cepat karena takut lupa pertanyaan dan jawabannya. Wahh, gatau deh mau bilang
apa. Salah satu interviewernya bilang ke aku, “Tenanng.. jangan terlalu
terburu-buru dan cepat berbicaranya. Kita masih banyak waktu”. Ketika itu
dengan spontan aku menjawab, takut lupa jawaban dan pertanyaannya Pak. Apalagi
banyak yang ingin saya sampaikan. Ruangan itu dingin sekali, aku sangat haus
dan bibirku benar-benar kering karena non-stop menjawab banyak pertayaan tadi. Aku
JUJUR, kemudian aku izin untuk minum karena memang waktu itu aku bawa air
minum. Dipersilahkan, lalu mereka tertawa.
Asikk..mulai nih keluar ASLINYA AKU (BE YOURSELF) yang tidak bisa dipungkiri kalau aku
bisa dekat dengan orang dalam waktu singkat. HAHA (sok banget wkwk). Ketika itu
juga suasana interview kami sudah tidak tegang sama sekali. AMAN pokoknya!
Waktu interviewku lumayan banyak habis dengan isu
jurusanku. Aku bisa dengan tenang menjawab karena memang aku sudah memiliki
pengalaman organisasi dan kerja di bidang social sejak aku di bangku
perkuliahan. Sudah melakukan aksi nyata dengan kegiatan-kegiatan sosial yang
aku lakukan. Banyak lagi deh pokoknya yang aku jelaskan. Intinya, kita harus
mampu menjelaskan dan meyakinkan mereka bahwa jurusan dan kampus yang kita tuju
memang sangat tepat untuk kita. Menggali dan mendapat ilmu tersebut dan kembali
ke Indonesia untuk mengimplementasikannya. Jangan ragu, tunjukkan kalau kita
layak untuk itu!
Semua berjalan baik dan aku dapat tiga pesan dari mereka.
Dari pesan mereka itu, aku merasa sangat senang dan dalam hati berkata kalau
aku akan lolos tahap ini. Tapi aku tidak mau seuzon. Aku bersyukur dan
berterima kasih kepada Tuhan atas kelancaran semua sesi. Aku tetap BERDOA dan
meminta kepadaNya. Oh iya, satu lagi ni. Jangan lupa minta doa restu kepada
orangtua kalian. Menurutku, doa mereka sangat berpengaruh dan sangat membantu.
Tepat tanggal 10 Maret 2016, aku mendapat email dari LPDP
kalau aku dinyatakan LOLOS beasiswa Master Luar Negeri. Iya, senangnya bukan
main!!!! THANK GOD!!! Terima kasih buat kesempatan yang luar biasa ini. Ini
semua berkat doa dan dukungan kedua orangtuaku tercinta, saudara-saudaraku,
teman-temanku, awardee dan CSO LPDP, serta orang-orang yang mendukung aku dalam
segi apapun itu yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu. Tanpa kalian, aku
tidak bisa mendapatkan ini semua. THANK YOU!
Now, I am studying at Columbia University, U.S.A. Yay! One
of Ivy League Universities in the US. Aku mengambil jurusan
Social Work di
sini. Jauh banget kan dari jurusan Fisika. Hehe. Semoga ada waktu untuk nulis
cerita bagaimana sampai keterima dan kuliah di sini ya. Yang pastinya, terima
kasih LPDP untuk kesempatan yang diberikan. Aku bisa kuliah di kampus yang luar
biasa ini.
Semoga bermanfaat and GOOD LUCK!!! :)