Tidak pernah terpikir sebelumnya untuk bisa melanjutkan kuliah di salah satu kampus terbaik dunia yaitu Columbia University, Amerika Serikat. Columbia University adalah salah satu universitas yang tergolong dalam Ivy League University. Ada 8 kampus yang termasuk dalam Ivy League University yaitu: Brown University, Columbia University, Cornell University, Dartmouth College, Harvard University, University of Pennsylvania, Princeton University, dan Yale University. Bahagia dan bangga rasanya bisa menjadi salah bagian dari kampus terbaik ini.
Walaupun masih sibuk dengan tugas-tugas kampus, aku mau berbagi cerita kepada teman-teman tentang bagaimana akhirnya aku diterima di Columbia University. Khususnya bagi teman-teman yang sudah bertanya sejak beberapa bulan lalu ya. Waktu pendaftaran kampus di Amerika Serikat sudah dekat. Persiapakan diri kamu dari sekarang!
Awalnya aku agak sedikit minder untuk daftar ke kampus di USA karena kemampuanku (yang menurutku) belum cukup. Tapi, aku tidak diam begitu saja dengan hal yang tidak baik itu. Aku cerita dan minta pendapat kepada teman-teman dekatku yang ada di Indonesia dan yang sedang kuliah maupun bekerja di luar negeri saat itu. Semua mereka menyarankan aku untuk mencoba daftar ke kampus terbaik di Amerika. Oke, aku terima tantangan itu. You never know if you never try!
Aku cari kampus-kampus terbaik yang menyediakan jurusan yang aku butuhkan. Aku temukan 15 kampus terbaik di Amerika dengan jurusan yang aku mau. Akhirnya, aku memilih 2 diantara 15 kampus tersebut yaitu Columbia University dan University of Southern California (USC). Kedua kampus ini menyediakan mata kuliah yang aku butuhkan. Selain itu ada beberapa hal lainnya; Social Work di Columbia University merupakan School of Social Work pertama di dunia, tidak pernah lepas dari peringkat 5 besar di bidang Social Work dari awal berdirinya, ikatan alumninya bagus, dan kampusnya di New York City. Kemudian aku memilih USC sebagai pilihan kedua karena peringkatnya pada waktu itu di posisi 11 (pakai strategi jarak peringkat antara pilihan pertama dan kedua), ikatan alumninya juga bagus dan letak kampusnya di Los Angeles, California. Beberapa hal itu yang menjadi pertimbanganku untuk memilih universitas. Setelah menentukan pilihan pada dua kampus tersebut, kemudian aku mulai check satu persatu mengenai syarat-syarat yang diminta oleh kampus masing-masing. Untuk itu, silahkan langsung check di website kampus masing-masing. Setiap kampus memiliki syarat-syarat yang berbeda.
Aku langsung fokus ke Columbia University aja ya. Berikut syarat-syarat yang dibutuhkan untuk apply ke Columbia University:
At a minimum, candidates must meet the following criteria:
• B.A. or B.S. degree from an accredited college or university, which includes 60 semester hours or credits in the liberal arts, of which at least nine are in the social or biological sciences
• Academic record suggesting the ability to do graduate-level work
• Serious commitment to the profession of social work and the capacity to meet the demands of professional training, often demonstrated by internships and life experiences
• TOEFL iBT: 98; IELTS: 7.0
• Personal Statement
• A Resume/CV (three-page maximum)
• Three Letters of Reference
• Academic Transcripts
• Skype Interview
Satu persatu dari syarat-syarat di atas aku selesaikan. Aku sudah persiapkan semua syarat-syarat tersebut lebih dari satu tahun. Dalam hal pembuatan personal statement, tidak langsung jadi begitu såja tapi butuh proses panjang. Aku meminta bantuan teman-teman terdekat untuk memberikan masukan supaya memantapkan hasil. Edit, edit dan edit terus sampai mantap! Selain isi dari personal statement tersebut, aku benar-benar kasih perhatian khusus ke bagian grammar. Jangan sampai bersalahan karena mau apply ke kampus terbaik. Pada waktu finalisasi personal statemenku, aku mendapat bantuan dari salah satu dosen dari Universitas Indonesia. Beliau sangat-sangat membantu dalam proses pemantapan personal statementku. Untuk surat rekomendasi, aku mendapatkan support yang luar biasa dari orang-orang yang benar-benar mengenalku. Aku dapat surat rekomendasi dari Dekanku, General Managerku dari tempat kerja, dan dari U.S Embassy Jakarta. Aku percaya bahwa persiapan yang baik adalah salah satu kunci keberhasilan.
Oh ya, sebelum submit aplikasi, aku udah cari-cari juga biography para Professor di Columbia University yang aku suka dan ingin sekali belajar dengannya. Aku temukan satu Prof yang sudah tidak diragukan lagi ilmu dan pengalamannya di bidang Social Work. Aku langsung email Prof itu dan memberitahukan ketertarikan aku untuk lanjut ke Social Work di Columbia University. Aku meminta bimbingan darinya dan menjelaskan backgroundku kepadanya. Dalam waktu singkat Prof itu langsung balas emailku dan kami lanjut berkomunikasi via email. At the end, dia menyarankan aku untuk apply segera karena begitu banyak yang apply setiap tahunnya dan hanya orang-orang terpilih saja yang diterima. Beliau juga langsung bilang kalau dia bersedia menjadi salah satu Professorku kalau aku diterima nantinya. Wah, rasanya semakin semangat!
Seluruh syarat-syarat yang aku persiapkan sudah mantap dan benar-benar lengkap. Double check untuk terakhir kalinya. Tidak lama setelah disarankan untuk apply oleh si Proffessor, tidak mikir pajang, aku berdoa sejenak dan klik tombol sumbit. Aku sudah berusaha dan aku berserah padaNYA.
Dua minggu setelah submit aplikasi, aku mendapat email untuk lanjut ke tahap Skype interview. Rasanya bahagia dan dag dig dug banget. Karena, untuk masuk ke tahap interview itu tidaklah mudah. Banyak yang bilang kalau masuk ke tahap interview itu, 50% sudah diterima. Tinggal bagaimana kita bisa meyakinkan pihak kampus kalau kita layak diterima sebagai salah satu mahasiswa di sana. Rasanya kerja kerasku untuk mempersiapkan semua syarat-syarat itu terbayar sudah. Lolos ke tahap interview! God is good!
Seperti biasanya, aku bertanya kepada orang-orang yang pernah mengalami hal yang sama denganku. Pada saat itu, aku juga tanya kepada salah satu mentorku yang merupakan lulusan kampus Amerika. Banyak dapat masukan dari mereka semua. Pada akhirnya aku sendirilah yang menjadi kuncinya. Aku pelajari kembali 3 essays yang udah aku buat dan kirimkan ke Columbia University, baca-baca tentang program di kampusnya, baca-baca tentang Social Work, dan hal-hal kecil lainnya yang aku prediksikan akan ditanya. Hampir jatuh sakit untuk mempersiapkan semua ini. Tapi, keinginan dan semangatku mengalahkan sakit itu.
Waktu interview tiba dan aku jawab setiap pertanyaan yang diberikan semampuku. Semua pertanyaan yang diberikan tidak jauh dari personal statement (essay) yang aku buat, pengalamanku di bidang social work, kenapa pengen jadi socil worker, kenapa memilih Columbia University, mau jadi apa 5-10 tahun kedepan, apa yang menjadi motivasi kamu menjadi social worker. Itulah gambaran pertanyaan yang diberikan. Pada waktu itu, aku di interview oleh 2 orang (Director of Admissions dan salah satu Professor dari Columbia University). Di akhir interview, mereka bilang akan kasih info dalam 2 minggu kedepan mengenai hasilnya.
Setelah tahap interview, aku merasa lega dan bisa menenangkan diri sejenak. Aku kembali fokus dengan kerjaan yang lumayan menumpuk pada saat itu. Aku tidak mau ambil pusing dengan apa yang sudah terjadi saat interview. I did my best! Biarlah Tuhan yang menentukan apakah aku layak atau tidak. Intinya aku hanya berdoa dan berserah.
Seminggu setelahnya, aku mulai dag dig dug lagi. Lulus ga ya? Itulah pertanyaan yang ada di benakku. Doa terus menerus. Setiap kali bertemu dengan orang yang tau kalau aku apply ke Columbia University, aku minta doakan. Begitu juga dengan kedua orangtua dan keluargaku.
Tidak genap 2 minggu (14 hari), di pagi hari yang sangat indah saat itu aku bangun dan langsung buka email. Email satu-satunya pada pagi itu adalah dari Columbia University. Jantungku tiba-tiba berdetak lebih kencang dan aku buka emailnya. AKU DITERIMA DI COLUMBIA UNIVERSITY!!! THANK GOD!!! Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi selain mengucap syukur pada Tuhan dan langsung beritahukan kabar baik ini kepada kedua orangtuaku di kampung halaman. Anak seorang petani biasa bisa kuliah di salah satu kampus termahal dan terbaik di dunia dengan beasiswa penuh dari pemerintah Indonesia. Aku percaya kalau ini adalah karya Tuhan untukku. Tuhan melihat kerja keras dan perjuanganku selama ini.
Inilah isi email yang aku dapat di page yang sangat indah itu dari Columbia University :)
Bagi yang ingin mendaftar untuk tahun ajaran 2017, selamat berjuang dan good luck ya!!!